TEMBILAHAN - Ibu Kota Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Tembilahan, masih terselimuti kabut asap pekat yang diduga hasil kebakaran daerah lainnya, hal itu mengingat tidak ditemukan adanya titik api di kawasan ini.
Terkait kondisi tersebut, Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Inhil kepada pers, Sabtu (8/3) mengatakan, kabut asap itu merupakan kiriman dari kabupaten kabupaten tetangga.
“Berdasarkan pantauan Satelit NOAA 18 pada Jumat sore (7/3) kemarin, di Inhil diketahui tidak terdapat titik api. Sehingga, bisa dipastikan kabut asap yang ada saat ini adalah kiriman dari daerah lain, tutur Kepala Bidang Kerusakan Lingkungan BLH Kabupaten Inhil, Ardi Yusuf.
Kendati demikian, lanjut Ardi, untuk mencegah kembali timbulnya titik api di Kabupaten Inhil, pihaknya tetap menghimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada dan peduli terhadap api, yaitu tidak melakukan pembakaran hutan dan lahan di lingkungannya.
“Sedangkan BLH bersama tim Karhutla Inhil senantiasa siap untuk segera turun langsung ke lokasi jika terjadi kebakaran hutan dan lahan. Sehingga untuk antisipasinya, BLH selalu berkoordinasi dengan camat dan aparat desa lainnya, guna meminimalisir terjadinya kebakaran hutan dan lahan,” katanya.
Selain itu, BLH Kabupaten Inhil juga sudah bekerjasama dengan pihak perusahaan dengan membentuk Kelompok Peduli Api (KPA), yang bertugas memberi penyuluhan kepada masyarakat, khususnya para petani tentang kerugian membuka atau membersihkan lahan dengan cara dibakar.
“Kita imbau para petani untuk tidak melakukan pembakaran lahan, karena dampak yang akan ditimbulkan nantinya sangat besar, seperti munculnya kabut asap yang dapat mengganggu kesehatan masyarakat,” tambahnya.
Ditempat terpisah untuk memaksimalkan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan di Inhil, Dibawah pimpinan Dandim 0314 Inhil, digelar Rakor Karhutla dan Penanganan Kabut Asap, di Posko Tanggap Darurat Kabut Asap Makodim 0314/ Inhil.
Ketua Tim Satuan Tugas Penanggulangan Karhutla, Dandim 0314/ Inhil Letkol Inf Firalta Paksana Tarigan beserta Kepala Satker dan Instansi terkait lainnya berembuk membahas upaya penanggulangan bencana yang dinilai datang setiap tahun ini.
Dandim, Firalta Paksana Tarigan dalam kesempatan itu menyatakan bahwa walaupun Rakor ini baru dapat dilaksanakan sekarang, namun fokus penanganan Karhutla telah secara intensif dilaksanakan sejak penetapan tanggap darurat kabut asap sejak 26 Februari lalu. (MC Riau/zul)