BENGKALIS - Sejak dua hari belakangan kabut asap semakin tebal menyelimuti udara diseluruh wilayah Kabupaten Bengkalis, Riau, dan meningkat statusnya dari tidak sehat menjadi sangat berbahaya bagi kesehatan manusia.
"Dampak kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di hampir merata tempat di Kabupaten Bengkalis semakin memperburuk kondisi udara. Jika sebelumnya kabut asap bergerak kedaerah lain seperti Pekanbaru, Kampar, Pelalawan dan lainnya, saat ini kondisi udara di bengkalis dikategorikan tidak sehat dan mulai berbahaya untuk kesehatan masyarakat, khususnya balita dan anak-anak," kata Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Bengkalis, Arman AA, Kamis (13/3).
Ia menjelaskan kondisi udara di pulau Bengkalis mulai tidak sehat karena kabut asap mulai menebal. Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di Pulau Bengkalis diperkirakan melebihi 400, sedangkan di Kecamatan Mandau dan Pinggir sudah mencapai angka 500 sama halnya dengan ISPU di Kota Dumai.
“Kabut asap sejak dua hari ini mulai tebal pada siang hari. Jika sebelumnya kabut asap terjadi pada malam dan pagi hari, sekarang ini karena angin-angin yang berubah-rubah membuat kondisi udara mulai berkabut dan membahayakan bagi kesehatan masyarakat,” kata Arman.
Seluruh masyarakat diimbau mengenakan masker saat keluar rumah sebagai antisipasi berbagai kemungkinan serangan penyakit. Apalagi karhutla itu sendiri terjadi di beberapa wilayah Kabupaten Bengkalis, masyarakat langsung terkena dampak karhutla yaitu kabut asap.
Sementara pembakaran lahan secara sembarangan oleh warga, nampaknya tidak berhenti walau karhutla dan kabut asap sudah terjadi. Buktinya di Jalan Bantan, Desa Senggoro sejumlah lahan masih terus terbakar sampai, Kamis (13/3), meskipun sisa dari pembakaran sebelumnya yang terjadi tiga hari lalu.
“Seharusnya para pemilik lahan yang ingin membuka perkebunan atau membersihkan lahannya dari sampah, tidak melakukan pembakaran. Kemarau panjang saat ini cukup berbahaya, namun masih saja ada masyarakat yang tidak peduli dengan lingkungan, membakar sampah di sembarangan yang berakibat fatal,” kata Safwan salah seorang warga Desa Senggoro. (MC Riau/din)