DUMAI - Masyarakat dua kelurahan sekitar operasi kilang minyak Pertamina RU II Dumai, Riau ancam akan menggelar lagi aksi massa meminta jawaban perusahaan atas permintaan relokasi pemukiman yang sejauh ini belum direspon baik perusahaan.
Koordinator warga, Kalifah Despriyanto mengatakan, aksi massa lanjutan ini merupakan upaya terakhir masyarakat untuk meminta kepastian jawaban dari Pertamina yang dijanjikan selama dua pekan.
"Hingga Rabu besok genap akan memasuki dua pekan waktu Pertamina menjawab aspirasi masyarakat, dan jika tidak ada kepastian, maka sekitar 5 ribuan warga akan menduduki kilang dan perumahan karyawan hinggq keinginan terpenuhi," kata Kalifah, Selasa (18/3) kepada pewarta.
Dia menjelaskan, warga hanya memberikan opsi minta dipindahkan pemukiman dari kilang atau perusahaan yang pindah. Sebab, rasa aman dalam kehidupan warga tidak lagi diperoleh karena hidup berdampingan dengan perusahaan pertambangan minyak bumi dan gas alam negara tersebut.
Menurutnya, keinginan untuk kembali melancarkan aksi massa ini merupakan bukti keseriusan warga Kelurahan Tanjung Palas dan Jaya Mukti untuk berjauhan dari operasional kilang minyak Putri Tujuh yang kerap membawa ancaman keselamatan kehidupan masyarakat sekitar.
"Kejadian ledakan kilang terakhir kemarin merupakan yang terbesar sejak Pertamina beroperasi di Dumai, dan warga sekitar tidak tahan lagi untuk tetap hidup bertetangga dengan kilang karena rasa aman sudah hilang," sebutnya.
Kalifah memastikan aksi massa tidak akan anarkis dan berjalan kondusif, namun terus akan berlangsung hingga permintaan diakomodir perusahaan.
Dia melanjutkan, ribuan warga yang meminta relokasi sama sekali tidak ada unsur penekanan dari pihak manapun, melainkan dari hati nurani. Relokasi tersebut bukan berupa pembebasan lahan dan ganti rugi, melainkan cukup perusahaan menyediakan lokasi pemukiman baru yang berjauhan dengan kilang.
"Kalau mereka tidak sanggup memindahkan warga, kami akan menggalang dana untuk mendanai pemindahan Pertamina dan kilang nya dari tanah Dumai," tegasnya.
Sementara, Ketua Komisi I DPRD Dumai Timo Kipda menilai agar Pertamina menanggapi serius dan idak main-main dengan permintaan masyarakat yang minta dipindahkan dari sekitar operasional kilang.
"Jangan permainkan warga yang minta dipindahkan pemukimannya dari kilang karena mereka sudah tidak nyaman berdampingan dengan kilang yang berpotensi mengancam keselamatan dan ketenangan hidup," tegas Timo.
DPRD, sebutnya, akan mengawal dan mendampingi warga dalam menyampaikan aspirasinya tersebut hingga tuntas dan diperoleh solusi yang baik serta tepat.
"Kita akan menjembatani keinginan warga untuk kepentingan rasa hidup yang aman dan berkelanjutan, sebab keberadaan kilang sejauh ini mengancam ketenangan hidup warga," ungkapnya. (MC Riau/ar)