TELUK KUANTAN - Tanaman gaharu saat ini semakin digemari masyarakat di Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Riau, karena nilai ekonomis tanaman ini cukup besar walaupun massa panennya cukup lama.
Kadis Kehutanan Kuansing, Dr Agus Mandar, M.Si kepada pers di Kuansing, Senin (31/3), mengatakan, sebelumnya penyebaran 4 ribu bibit gaharu sempena hari bakti Rimbawan ke-31 di Lapangan Upacara Kompleks Pemda kemaren ludes untuk ditanami.
Gaharu adalah kayu berwarna kehitaman dan mengandung resin khas yang dihasilkan oleh sejumlah spesies pohon dari marga Aquilaria
"Tak ada sisa, pegawai dan warga yang berminat langsung mengambil. Hanya dalam beberapa jam ribuan bibit gaharu yang kami sediakan sudah habis," ujar Agus Mandar.
Kedepan, ujarnya, Dinas Kehutanan Kuansing akan terus menebar bibit gaharu kepada masyarakat. Apalagi saat ini di Kuansing terdapat 4 kelompok tani yang melakukan pembibitan gaharu yang berada di Kecamatan Kuantan Hilir.
Masing-masing kelompok tani tersebut melakukan pemibitan lebih kurang 25 ribu, dengan demikian ujarnya, keempat kelompok tani itu akan memproduksi bibit gaharu 100 ribu batang per tahun.
"Keempat kelompok tani itu mendapat bantuan dana APBN hingga Rp60 juta masing-masing kelompok untuk mengadakan pembibitan tanaman gaharu ini," ujarnya.
Sedangkan benih gaharu yang dikelola empat kelompok tani tersebut diperoleh dari Pekanbaru, Jambi dan Badan Pengelola Daerah Aliran Sungai Indragiri - Rokan.
"Mudah-mudahan melihat animo masyarakat akan tanaman Gaharu yang tinggi dana APBN terus digelontorkan untuk kelompok-kelompok tani pengeloa tanaman gaharu di Kuansing," ujarnya.
Tingginya animo masyarakat Kuansing akan tanaman gaharu itu ujarnya tak terlepas dari nilai ekonomis yang tinggi, walaupun untuk panen memakan waktu 15 tahun. Namun karena penanamannya dapat ditumpangsari dengan tanaman lain seperti karet warga menjadi berminat.
"Gaharu kan bisa ditumpang sari dengan karet. Jadi kalau karet sudah tua dan diremajakan, gaharu dapat diproduksi sebelum tanaman karet baru tumbuh," katanya.
Karena itu tanaman Gaharu dapat menjadi saving (tabungan) untuk keperluan mendadak. "Kalau butuh biaya pendidikan anak yang sudah besar, tanaman gaharu dapat ditebang. Bahkan yang pandai mengelola gaharu sebenarnya tidak perlu ditebang, namun diambil dari akar, ada teknik pengambilannya," ujar Agus Mandar. (MC Riau/us)