PELALAWAN - Tim dari Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian ( Litbang) Kementan Pertanian, Rabu (7/5) melakukan kunjungan kerja kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pelalawan, Riau, dan menyatakan kelapa sawit merupakan tanaman ramah lingkungan yang patut dikembangkan.
Kedatangan rombongan yang dipimpin langsung oleh Kepala Badan Litbang Kementan Dr Ir Haryono MSc disambut langsung oleh Bupati Pelalawan M Harris didampingi kepala Bapeda Ir M Syahrul Syarif MSi, Kepala Dinas kesehatan dr Endid R Pratiknyo, Kadishutbun Ir Hambali, Kadistan Ir syahfalevi, Kadis PU Ir Hasan Tua dan Kabag Humas dan PDE Farid Mukhtar SSos.
Dalam kunker tersebut, tim ini meminta kepada Pemkab Pelalawan untuk dapat meninjau area perkebunan Kelapa Sawit dikabupaten Pelalawan. Atas permintaan tersebut, maka Bupati Pelalawan M Harris didampingi para pejabat daerah lainnya, langsung mengajak tim untuk meninjau area perkebunan Kelapa Sawit di desa Lubuk Ogong kecamatan Bandar Seikijang, yang disambut langsung oleh Camat Bandar Seikijang Dodi SSTP.
Dalam sambutannya, Kepala Badan Litbang Kementan RI Dr Ir Haryono MSc mengatakan, bahwa tanaman kelapa sawit termasuk tanaman
yang ramah lingkungan.
"Jadi, tanaman kelapa sawit ini termasuk tanaman yang ramah lingkungan, bukan seperti yang disampaikan oleh dunia asing bahwa sawit merupakan tanamana penyumbang emisi terbesar bagi dunia," ujarnya.
Dijelaskan Haryono yang juga merupakan Komisaris PTPN-7-Lampung Kemen BUMN RI ini, bahwa saat ini, banyak black campaign yang dilakukan dunia asing untuk menjatuhkan kualitas sawit yang berasal dari Indonesia khususnya wilayah provinsi Riau sebagai komoditi andalan.
" Untuk itu, atas dasar persepsi tersebut, maka kami dan rombongan melakukan kunjungan kekabupaten Pelalawan sebagai salah satu daerah yang memiliki wilayah perkebunan sawit di provinsi Riau, untuk memberikan pemahaman akan tanaman sawit tersebut, serta untuk mengcounter black campaign yang dilakukan oleh dunia asing," tegasnya.
Diungkapkan Haryono, bahwa perkebunan sawit di Indonesia telah diserang oleh dunia asing melalui dua sisi yakni dari sisi Hulu dan hilir.
" Dari sisi Hulu, perkebunan sawit Indonesia ini dianggap perkebunan sawit tidak baik dan tidak ramah lingkungan. Sedangkan dari sisi Hilir, produksi sawit yang berasal dari Indonesia dianggap menghasilkan hasil yang kadar lemak jenuh yang tinggi. Untuk itu, melalui kunjungan ini, maka kami harap baik Pemerintah maupun para masyarakat Petani sawit Riau khususnya kabupaten Pelalawan, tidak termakan oleh isu oleh dunia asing yang bertujuan untuk menjatuhkan produksi sawit dibumi pertiwi ini," tandasnya.
Sementara itu, Bupati Pelalawan HM Harris dalam sambutannya mengatakan, bahwa sampai saat ini, sebanyak 72 persen masyarakat dikabupaten Pelalawan memiliki kebun sawit. Dan melalui kunjungan ini, maka Pemerintah Kabupaten Pelalawan mewakili masyarakat petani sawit kabupaten Pelalawan sangat memberikan apresiasi terhadap kunjungan yang dilakukan oleh tim dari Badan Litbang Kementan RI ini.
Pasalnya, kata dia, dengan adanya penjelasan ini, tentunya akan memberikan pemahaman yang lebih pada masyarakat.
"Untuk itu, kita ucapkan terima kasih atas atas kunjungan para tim ini dinegeri Bono ini yang dirasakan sangat memberikan manfaat. Namun demikian, kita tentunya berharap kunjungan ini akan bisa dilanjutkan dalam bentuk kerjasama, sehingga akan adanya sinkronisasi antara program Pemerintah pusat dan daerah. Dengan demikian, maka program - program yang ada dapat sejalan dan berjalan dengan baik," pungkas mantan ketua DPRD Pelalawan dua periode ini.
Acara kemudian dilanjutkan dengan kunjungan di kawasan Teknopolitan yang dilanjutkan dengan ekspos tentang kawasan pertanian didalam arela teknopolitan. (MC Riau/Iin)