PELALAWAN - Dalam rangka mencegah dan mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) diprovinsi Riau khususnya kabupaten Pelalawan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, melaksanakan sosialisasi pengendalian kebakaran hutan dan lahan dikabupaten Pelalawan, Selasa (15/4) di Auditorium Kantor Bupati Pelalawan.
Kegiatan yang dibuka langsung oleh Bupati Pelalawan M Harris ini, dihadiri oleh Ketua Tim Sosialisasi Provinsi Riau Hermon Zuhaedi SE, dan Jim Gaffrur, Perwakilan Bappeda Propinsi Riau Supriadi, Perwakilan BMKG Propinsi Riau Ardhitama, Sekdakab Pelalawan Drs T Mukhlis MSi, Forkompimda Pelalawan, para Asisten dilingkungan Setdakab Pelalawan, para Kepala Dinas, Kepala Badan, Kepala Kantor di lingkungan Pemkab Pelalawan, Camat se-Kabupaten Pelalawan, Pimpinan Perusahaan beserta seluruh kapolsek.
Dalam sambutannya, Ketua Tim Sosialisasi Provinsi Riau Hermon Zuhaedi SE mengatakan, bahwa tujuan dilaksanakannya sosialisasi ini, merupakan salah satu upaya pemerintah provinsi Riau dalam mencegah kebakaran hutan dan lahan yang selama ini menjadi sorotan baik ditingkat nasional maupun internasional.
"Dengan adanya sosialisasi yang kita laksanakan pada hari ini, hendaknya dapat menyadarkan kita semua bahwa begitu pentingnya menjaga lingkungan dan kesehatan. Oleh sebab itu, penting kiranya diaktifkan kembali posko-posko api, masyarakat peduli api, serta yang paling penting adalah kembali kepada kearifan budaya lokal," ujarnya.
Sementara itu, Bupati Pelalawan HM Harris dalam sambutannya mengatakan, bahwa pelaksanaan sosialisasi pengendalian kebakaran hutan dan lahan ini, sebagai langkah mitigasi terjadinya bencana kebakaran hutan dan lahan di kabupaten Pelalawan dan provinsi Riau. Pasalnya, musibah kebakaran hutan dan lahan, hampir setiap tahun terjadi di kabupaten Pelalawan dan Provinsi Riau pada umumnya, terutama pada saat musim kemarau. Dan peristiwa ini merupakan isu lingkungan yang perlu dilakukan pencegahan dan pengendaliannya.
"Dampak negatif akibat kebakaran hutan dan lahan terutama pada lahan gambut cukup besar, misalnya kerusakan ekologis. Dan menurut nilai estetika, berkurangnya nilai ekonomi hutan dan produktivitas tanah menurunkan keanekaragaman hayati dan ekosistem. Kemudian, asap yang ditimbulkan dapat mengakibatkan gangguan kesehatan masyarakat, sektor transportasi, sektor pendidikan dan melumpuhkan roda perekonomian. Dan bahkan, asap yang ditimbulkan dapat melintas batas negara dan menjadi masalah serius di tingkat regional maupun internasional," tegasnya.
Diungkapkannya, bahwa bulan Juni-September merupakan musim kemarau panjang dengan suhu panas yang ekstrem. Oleh sebab itu, diharapkan semua unsur eleman dan lapisan masyarakat dapat mengantisipasi sedini mungkin dan bekerja keras dalam mencegah kebakaran hutan dan lahan. Selain itu, diharapkan kepada masyarakat maupun perusahaan yang memiliki lahan hendaknya membuat kantong-kantong air setiap 50 hektar.
Sejauh ini, kata dia, untuk mencegah musibah kebakaran hutan dan lahan, pemerintah gencar melakukan sosialisasi kepada masyarakat, tentang ancaman hukuman maupun himbauan agar tidak membuka dan membersihkan lahan dengan cara membakar. Disamping itu, pemerintah Pelalawan telah membentuk regu pemadam kebakaran dari personil tingkat kabupaten, kecamatan hingga desa yang mencapai ratusam orang.
Sementara itu, kata dia lagi, pemerintah Pelalawan terus berupaya melakukan berbagai kegiatan untuk menggerakan seluruh stakeholder mulai dar kabupaten sampai desa, sebagai upaya pencegahan terjadinya karhutla. "Untuk itu, mewakili Pemkab Pelalawan, saya mengucapkan ucapan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada tim sosialisasi pengendalian kebakaran hutan dan lahan dari Provinsi Riau yang telah menggelar kegiatan sosialisasi ini. Dengan demikian, maka kebakaran hutan dan lahan kedepannya dapat diatasi bersama," pungkasnya. (MC Riau/Iin)