PEKANBARU - Tujuh Kecamatan di Kota Pekanbaru telah melakukan Rapid test dan juga tes swab secara massal. Terutama pada wilayah yang sebelumnya terkonfirmasi penukaran Covid-19.
Tidak hanya itu, Diskes Pekanbaru juga penyemprotan cairan disinfektan terhadap pemukiman penduduk dan rumah ibadah. Seperti di Kecamatan Senapelan yang sebelumnya juga di hadiri lansung oleh Wali Kota Pekanbaru.
Menurut Wali Kota Pekanbaru Firdaus ST MT, saat ini Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru terus menjaring orang tanpa gejala (OTG) covid-19. Kendati sebelumnya Ia mengakui terjadi kenaikan jumlah kasus positif Covid-19 pasca Pembatasan Sosial Berskala Besar
(PSBB) di Pekanbaru berakhir akhir Mei lalu.
Ada penambahan kasus dari beberapa klaster, seperti klaster Bank BUMN. Namun, penyebaran kasus dapat segera diputus dengan melakukan tracking (pelacakan kontak) pasien positif Covid-19 dan melakukan rapid test dan tes swab massal.
‘’Saat ini Kota Pekanbaru masih dalam zona kuning. Namun kalau dilihat dari peta nasional, Riau, Kota Pekanbaru sudah zona hijau. Karena dari peta nasional itu yang zona merah dua provinsi, yaitu Sumatra Selatan dan Sumatera Utara,” terang Firdaus.
Namun, menurutnya untuk lebih detail lagi, Pekanbaru ini berada pada zona kuning. Karena masih ada sembilan pasien positif Covid-19 yang masih dalam perawatan.
Firdaus mengungkapkan, saat ini rasio penularan di Pekanbaru telah kembali dibawah angka 1, dari sebelumnya RO mencapai 4. Saat ini rasio penularan kasus Covid-19 di Pekanbaru berada diangka 0,8. Jika tidak ada penambahan kasus baru dan tidak ada lagi
pasien positif covid-19 yang dirawat, dipaparkan Wali Kota, maka Pekanbaru akan bersiap menuju zona hijau.
‘’Bahkan, apabila dalam dua minggu kedepan nihil penambahan kasus Covid-19, dan tidak ada pasien positif yang dirawat, Kota Pekanbaru bisa kembali berstatus zona hijau,” ujarnya.
Pihaknya juga berencana akan melakukan rapid test massal dan penyemprotan cairan
disinfektan di Kecamatan Limapuluh. Karena, 11 kecamatan lainnya juga telah dilakukan
rapid test massal.
Ia memaparkan, saat ini pergerakan masyarakat di Kota Pekanbaru juga telah dilonggarkan. Kemudian, ia meminta masyarakat tetap disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan dan tetap waspada.
‘’Masyarakat harus jujur dan segera memeriksakan dirinya jika sakit. Kejujuran kita ini dapat menyelamatkan keluarga kita,
sahabat-sahabat dan orang lain,” jelasnya.
Ia juga menyinggung kasus penularan Covid-19 dari Klaster BRI KCP Sudirman dan Klaster Palembang beberapa waktu lalu, sebagai contoh dari ketidakjujuran pasien Covid-19.
Pasien pertama dari Klaster BRI KCP Sudirman justru bepergian keluar kota ketika diminta isolasi mandiri. Sedangkan pasien pertama dari Klaster Palembang enggan segera memeriksakan kesehatan. Ketika kondisi sudah cukup parah baru pergi ke rumah sakit dan akhirnya meninggal dunia.
Dua Orang Reaktif dari 117 warga yang mengikuti rapid test di Kecamatan Senapalen, dua orang diantaranya memiliki hasil reaktif.
“Ada 117 orang yang ikut rapid tes tadi. Dua orang hasilnya reaktif,” ujar Kabid P2P Dinas
Kesehatan (Diskes) Pekanbaru,
Maisel Fidayesi.
Dua warga yang memiliki hasil reaktif tersebut, dikatakan Maisel langsung dirujuk ke Rumah Sakit Daerah Madani Pekanbaru. Mereka langsung menjalani uji swab guna memastikan apakah warga tersebut benar positif Covid-19 atau tidak.
“Langsung kami rujuk ke Rumah Sakit Madani untuk uji swab. Mereka langsung berstatus Pasien Dalam Pemantauan (PDP),” jelasnya.
Dua warga itu menjalani isolasi di RSD Madani Pekanbaru, di Jalan Garuda Sakti KM.2 Keca-
matan Tampan. Dalam rapid tes masal yang digelar di Kecamatan Senapelan, ada 500 alat rapid test yang disediakan. Rapid test massal digelar secara gratis kepada masyarakat.(MCR/AZ)