DUMAI - Pelaku perhotelan mendorong pemerintah kota Dumai, Riau agar meningkatkan sektor kepariwisataan yang dipandang sangat berprospek bagus mengingat daerah ini merupakan pintu masuk pelabuhan internasional.
"Tingkat hunian hotel 80 persen merupakan tamu yang harus menginap dikarenakan urusan pekerjaan atau bisnis, dan sangat sedikit sekali pengunjung yang datang untuk kegiatan berliburan semata," kata General Manager Hotel Comfort Dumai, Nyoman Wija, Selasa (10/6).
Dia menjelaskan, sejauh ini sektor kepariwisataan yang ada kurang menjual dan sedikit sekali diminati kalangan wisatawan yang hendak berliburan, sementara, jika dikelola dengan optimal akan berprospek bagus.
Padahal, Dumai dengan potensi pelabuhan internasional dan berdiri banyak perusahaan industri besar, sangat dimungkinkan untuk menjual objek pariwisata kepada pelaku usaha yang berkepentingan mendatangi daerah ini.
"Namun disayangkan objek wisata kunjungan sangat minim sekali sehingga kita hanya berharap dari kunjungan tamu dari kalangan pelaku usaha swasta dan kepentingan pemerintah," jelasnya.
Karena itu, pihaknya bersama Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) setempat terus mendorong dan menjalin komunikasi untuk percepatan pembangunan sektor keparisiwataan daerah.
Dia menyayangkan sekali potensi daerah ini tidak dimanfaatkan maksimal oleh pemerintah, asalkan menyediakan objek pariwisata menarik.
"Dengan adanya kunjungan wisatawan, selain membawa pemasukan keuangan daerah, juga akan menggerakkan ekonomi masyarakat kecil yang menggantungkan hidup dari berdagang," jelasnya.
Sejumlah objek wisata alam dan buatan di kota berjuluk mutiara dari pantai timur sumatera ini diketahui dalam beberapa tahun terakhir kurang menggeliat sehingga menyebabkan minimnya kunjungan orang dan tidak mendatangkan penerimaan keuangan daerah.
Diantara objek wisata tersebut, danau wisata buatan, hutan wisata, sejumlah pantai, Pesanggrahan Makam Putri Tujuh di lingkungan kilang minyak Pertamina RU II, serta lain sebagainya. (MC Riau/ar)