PEKANBARU - Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar memaparkan bahwa selain penanganan Covid-19, Provinsi Riau juga dihadapkan dengan musim kemarau sehingga menyebabkan rawan terhadap Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
"Dua tugas berat Pemerintah Provinsi Riau yaitu penanganan Covid-19 dan Karhutla," kata Syamsuar saat ramah tamah bersama Ketua DPD RI di Gedung Daerah Balai Serindit, Minggu (30/08/2020) malam.
Terlebih lagi saat ini, lanjutnya, Riau dihadapkan dengan musim kering yang diprediksikan akan berakhir pada akhir Oktober mendatang. Bahkan agar tidak terjadi karhutla maka sejak Februari sudah ditetapkan status siaga darurat yang sampai saat ini belum dicabut dan akan berlangsung sampai akhir Oktober.
"Alhamdulillah berkat dukungan dan kerjasama antara satgas provinsi dan satgas kabupaten kota se-Provinsi Riau bersama stekholder dan masyarakat peduli api dan semua yang terkait dengan penanganan hutan dan lahan sehingga saat ini penanganannya lebih baik dari pada tahun lalu," imbuhnya.
Ia menjelaskan, meski saat ini luas lahan terbakar sebanyak 1.745,79 hektar jika dibandingkan pada tahun lalu pada bulan yang sama sudah mencapai hampir 4.000 kektar. Artinya jauh perbandingannya dengan tahun lalu.
"Semuanya ini tidak terlepas dari usaha dan kerjasama pemerintah kabupaten kota, TNI Polri dan masyarakat Peduli terhadap Karhutala," pungkasnya. (MCR/SEM)