TEMBILAHAN - Menciptakan teknik pengelolaan daerah rawa dan pesisir demi terwujudnya ketahanan pangan menjadi agenda utama dalam sosialisasi Diseminasi Pertanian Lahan Pasang Surut, Senin (23/6) oleh Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Riau.
Acara yang dilaksanakan di Aula Kantor Bappeda Inhil dibuka secra resmi oleh Asisten I Setdakab Inhil Drs Darussalam yang dihadiri Kepala Bappeda Inhil, peniliti dari Balitra, Provinsi Kalimantan Selatan Ir Dakhyar Nazemi serta beberapa dinas terkait Inhil.
“Sosialisasi ini merupakan tindak lanjut dari Seminar Nasional Pengelolaan Rawa dan Pesisir yang telah dilaksanakan November 2013 lalu, sehingga sosialisasi program dan kegiatan yang telah dicapai oleh Balitra dan telah diaplikasikan di berbagai daerah di Indonesia melalui sharing program dengan daerah tempatan juga diharapkan bisa terlaksana di Kabupaten Indragiri Hilir, ” ungkap Darusalam dalam sambutannya.
Jelasnya lebih jauh, dari arahan yang disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Penas KTNA ke XIV lalu, daerah harus mempunyai tiga sasaran besar dalam masalah ketahanan dan kemandirian pangan, yaitu kecukupan pangan dan swasembada, penghasilan petani, nelayan dan petani hutan makin membaik dan kebutuhan pangan dengan harga terjangkau.
Guna mencapai hal tersebut kata Darussalam lima pihak yang berkepentingan yakni pemerintah baik pusat maupun daerah harus bisa menyusun dan mengembangkan kebijakan yang tepat, kelompok pakar, peneliti dan inovator harus bekerja keras agar produksi dan produktivitas pangan kita makin tinggi.
Kemudian dunia usaha jangan sampai mengabaikan kepentingan para petani, para nelayan dan petani hutan. Komunitas tani, para petani, nelayan, dan petani hutan juga harus tetap rajin, tetap produktif. Dan yang terakhir adalah jangan rakus, artinya janganlah boros, janganlah mengkonsumsi pangan lebih dari kepatutannya, harus efisien dan hemat. (MC Riau/zul)