PELALAWAN - Kembali kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang menyebabkan munculnya kabut asap terjadi di Kabupaten Pelalawan, Riau, dimana berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebaran Daerah (BPBPKD) setempat, pada Senin (23/6) ditemukan sebanyak 27 hotspot (titik panas) terpantau Satelit NOAA 18 di sejumlah kecamatan yakni kecamatan Pelalawan, Ukui, Teluk Meranti dan Langgam.
Informasi ini dibeberkan Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebaran Daerah (BPBPKD) Pelalawan H Abu Bakar FE MAP didampingi Kabid pencegahan dan kesiapsiagaan bencana Drs Sukemi, Senin (23/6) kemarin diruang kerjanya. Dikatakannya, dari 27 titik api diempat kecamatan tersebut, kecamatan Ukui merupakan penyumbang hotspot terbesar yakni sebanyak 19 titik panas yang berada di Desa Lubuk Kembang Bunga.
"Titik panas kedua terbanyak terpantau di Kecamatan Pelalawan yang berada di Desa Kusuma sebanyak 4 titik panas. Sedangkan di Kecamatan Teluk Meranti dan Langgam masing-masing terdapat 2 titik panas yang berada di Desa Segati dan Kelurahan Teluk Meranti. Dan saat ini, tim penanggulangan bencana BPBPKD telah diturunkan untuk terus memantau hotspot diempat kecamatan tersebut dengan dilengkapi sarana dan prasarana pencegahan awal terhadap terjadinya Karhutla," ujarnya.
Selain ditemukan adanya puluhan hotspot, sambung mantan Sekretaris Disdik Pelalawan ini, pada Ahad (22/6) lalu juga telah ditemukan sebanyak 3 titik api yang telah membakar lahan seluas 15 hektar di Dusun Kampung Jawa Desa Toro tepatnya di kawasan TNTN kecamatan Ukui. Untuk itu, maka tim operasi gawat darurat Karhutla di wilayah Kabupaten Pelalawan yang terdiri dari BPBPKD, TNI/Polri dan BLH telah turun kelokasi untuk melakukan pemadaman api.
"Hingga saat ini, tim dari BPBPKD Pelalawan bersama TNI/ Polri masih berada dilapangan untuk terus berupaya memadamkan api yang telah membakar lahan dikawasan TNTN tersebut seluas 15 hektar. Pasalnya, tidak adanya akses jalan telah menyulitkan kendaraan pemadam api untuk masuk kedalam lokasi tersebut, sehingga api sulit dipadamkan dengan cara manual. Namun demikian, kita telah minta bantuan kepada BPBD Riau untuk melakukan water booming menggunakan helikopter serta hujan buatan dilokasi tersebut, sehingga api tidak meluas. Dan insya allah, Senin (23/6) sore ini tim dari BPBD Riau akan turun kelokasi," tegasnya.
Disinggung terkait upaya dan tindak tegas Pemkab Pelalawan terhadap para pelaku Karhutla, mantan Sekwan DPRD Pelalawan ini menyebutkan, bahwa untuk masalah penanganan hukum, maka pihaknya akan menyerahkan para pelaku karhutla ini kepada pihak aparat penegak hukum. Sedangkan untuk pihak perusahaan yang terbukti melakukan Karhutla, maka pihaknya akan menyampaikan masalah tersebut kepada Bupati Pelalawan beserta Sekdakab Pelalawan untuk dapat meninjau ulang izin operasi perusahaan tersebut yang kemudian ditindaklanjuti kepada pihak Kementerian perkebunan dan kehutanan.
"Seperti yang kita ketahui, bahwa dalam UU telah diatur sanksi dan hukuman bagi para pelaku Karhutla. Sedangkan untuk untuk pihak perusahaan yang terbukti melakukan Karhutla, maka akan kita meminta pak Bupati Pelalawan beserta Sekdakab Pelalawan menyampaikan kepada pihak Kementerian perkebunan dan kehutanan untuk mencabut izin operasi perusahaan tersebut.
Pasalnya, masalah penanganan Karhutla ini juga merupakan instruksi langsung dari Presiden RI, untuk memberikan sanksi serta penanganan hukum bagi para pelaku Karhutla," tandasnya.
Ditambahkan Abu Bakar, bahwa untuk mengantisipasi kian maraknya masalah Karhutla ini, maka pada Selasa (24/6) hingga Rabu (25/6) besok, pihaknya akan menggelar sosialisasi dan koordinasi antar lintas sektoral terkait penanggulanan bencana khususnya Karhutla.
"Insya allah selama dua hari kedepan, kita akan menggelar sosialisasi dan koordinasi antar lintas sektoral penanggulanan bencana Karhutla yang dipusatkan di Hotel Riyan Pangkalan Kerinci. Sedangkan dalam pelaksanaan ini, akan diikuti sebanyak 200 orang peserta yang terdiri dari 48 orang peserta dari 12 kecamatan, 42 orang dari SKPD Pelalawan, 4 orang dari unsur TNI/Polri, 18 orang relawan penaggulangan bencana dan 88 orang dari tokoh masyarakat beserta masyarakat kabupaten Pelalawan.
Kegiatan ini akan menghadirkan narasumber dari BNPB pusat beserta BPBD Riau. Dengan adanya sosialisasi dan koordinasi antar lintas sektoral, maka masalah Karhutla di negeri Bono ini dapat dicegah dan diantisipasi dengan cepat secara bersama-sama," paparnya
Ditempat terpisah, Kapolres Pelalawan AKBP Aloysius Supriyadi SIK MH ketika dikonfirmasi terkait masalah ini mengatakan, bahwa pihak Kepolisian Resort (Polres) Pelalawan secara tegas menyatakan kesiapannya untuk mengawal operasi gawat darurat Karhutla di wilayah Kabupaten Pelalawan. Hal ini mengingat Pelalawan cukup rawan terhadap kebakaran hutan dan lahan.
" Namun, leading sektor untuk pelaksanaan pencegahan karhutla adalah Pemkab Pelalawan bekerjasama dengan Forkopimda. Jadi, Tim Pemda ini akan turun kebawah memantau dan mengantisipasi terjadinya karhutla dan sesegera mungkin melakukan pemadaman jika terjadi kebakaran.
Kami akan siaga pada darurat karhutla mulai dari tanggal 16 Juni hingga 16 Juli mendatang dengan menurunkan para personil Polres Pelalawan untuk ikut membantu memantau serta memadamkan api yang muncul akibat adanya Karhutla," pungkasnya. (MC Riau/Iin)