PEKANBARU - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) RI menyebutkan bahwa melalui teknologi monitoring dan deteksi dini sangat dibutuhkan untuk mengendalikan dan mencegah Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Indonesia.
Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC) BPPT RI, Jon Arifian menyampaikan pentingnya upaya mitigasi Karhutla karena bencana karhutla ini bersifat irreversible yang mana bencana ini membutuhkan pemulihan ekosistem yang cukup lama dan sangat merugikan secara ekonomi.
"Untuk itu dibutuhkan solusi permanen untuk pencegahan dan penanganan karhutla ini," jelasnya saat Rapat Koordinasi penanganan darurat bencana asap akibat Karhutla di Tahun 2021, Senin (08/03/21).
Ia menuturkan BPPT mengembangkan decision support system dalam rangka bagaimana monitoring terhadap ancaman karhutla ini. Untuk itu, pihaknya mengaku BPPT RI telah melakukan inovasi seperti pengembangan kecerdasan artifisial, teknik monitoring cuaca (TMC).
"Kemudian inovasi terkait manajemen waktu pembukaan lahan dan melakukan penyuburan lahan gambut tanpa bakar, itulah beberapa inovasi yang dilakukan BPPT," ujarnya.
Selain itu, ia mengungkapkan bahwa pihaknya telah siap untuk melakukan TMC di Provinsi Riau. Ia juga menambahkan perencanaan dilakukan TMC di Provinsi Riau pada tanggal 10 Maret 2021 mendatang.
"Logistik ke Provinsi Riau sudah kita lakukan pengirimannya, terkait peralatan, bahan semai, dan personil BPPT siap mendukung pelaksanaan TMC Karhutla di Riau," pungkasnya. (MCR/DW)