BENGKALIS - Sebanyak 5 unit kapal feri yang melayani rute penyeberangan Bengkalis-Pakning, Kabupaten Bengkalis, Riau, namun diyakni tidak akan mampu mencegah terjadinya antrean panjang yang terjadi setiap perayaan Lebaran di Bengkalis, hal itu disebabkan pelabuhan atau Jeti hanya satu, sehingga berapapun kapal tetap antri saat akan masuk ke pelabuhan.
''Pengalaman kita seperti tahun yang sudah-sudah, kapal sampai 5 unit standby, nyatanya antrian berjam-jam masih saja terjadi. Makanya saya pesimis kalau pelabuhan tetap satu, walau kapal ditambah, tidak akan mampu mengurai antrian panjang,'' ujar Suryadi, tokoh masyarakat Bengkalis, Kamis (3/7).
Sejatinya tahun ini masyarakat sudah menikmati pelabuhan roro yang baru, kalau saja proyek pembangunannya tidak bermasalah. Sayangnya, pekerjaan pembangunan dermaga yang baru gagal, karena berbagai persoalan teknis.
''Kalau untuk pelabuhan Pakning, mungkin dermaga lama masih bisa digunakan selama musim lebaran, tapi untuk di Bengkalis tak ada dermaga lain selain yang ada saat ini. Jadi berapapun penambahan kapal, ya tetap antri. Karena kapal membutuhkan waktu sekitar 30 menit saat keluar dan masuk pelabuhan,'' kata Suryadi lagi.
Pengalaman tahun-tahun sebelumnya, masyarakat yang akan meyeberang ke Bengkalis atau sebaliknya harus antri berjam-jam. Antrian panjang tersebut bahkan sampai berkilo-kilo.
“Persoalan ini yang menjadi salah satu alasan, orang malas berlebaran ke Bengkalis. Karena lamanya antri di roro,” imbuh Suryadi.
Terpisah, Kadis Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishub Koinfo), Jaafar Arief melalui Kabid Darat, Asnurial saat dihubungi mengatakan, belum ada langkah-langkah atau keputusan pasti yang sudah diputuskan oleh Dishub terkait penanganan antrean saat lebaran mendatang.
Hanya saja kata mantan Camat Bantan ini, ada beberapa gambaran atau upaya yang akan dilakukan untuk sedikit mengurai antrian panjang saat lebaran.
''Antrean itu sepertinya hampir bisa dipastikan akan kembali terjadi, karena walau kapalnya banyak tapi jetinya tetap satu. Namun begitu ada upaya yang bisa kita lakukan, seperti menggesa proses bongkar muat dan jam tempuh kapal,'' ujar Asnurial.
Jika selama ini jam bongkar muat penumpang sampai 30 menit, mungkin bisa sedikit dipres (dipercepat,red) menjadi 15 atau 30 menit. Begitu juga jam tempuh kapal, kalau selama ini 45 menit mungkin bisa dipercepat menjadi 30 menit.
Upaya lain tidak diberlakukan jadwal keberangkatan. Artinya, ketika penumpang sudah masuk ke kepal langsung berangkat, tidak mesti menunggu jadwal atau jam berangkat.
''Dua solusi ini belum menjadi keputusan, tapi insyaallah akan kita sampaikan saat rapat nanti dan saya pikir untuk saat ini rasanya dua cara ini menjadi solusi tepat,'' ujar Asnurial. (MC Riau/din)