PEKANBARU - Beberapa hari terakhir ini, kasus positif COVID-19 di Riau kembali mengalami peningkatkan mencapai angka diatas 500 kasus per hari. Kondisi ini dikhawatirkan akan menjadi ancaman serius untuk Riau.
Ahli Epidemiologi Riau dr Wildan Asfan Hasibuan mengatakan, dengan adanya peningkatan ini pemerintah di Riau harus segera mengambil tindakan tegas guna mengantisipasi sebelum terjadi hal yang lebih besar lagi. Diantaranya mengantisipasi dari pintu masuk maupun keluar Riau yang harus di waspadai lebih ketat lagi.
"Terutama dari pendatang dari daerah yang saat ini mengalami peningkatan luar biasa, seperti daerah Jawa," katanya, melalui keterangan resmi, pada Minggu (4/7/2021).
Adapun salah satu penegasan yang harus dilakukan Pemerintah bersama Satgas Penanganan COVID-19 Riau, ia menyarankan, diantarannya dengan pemberlakukan 3T, testing, tracking dan treatment di pintu masuk ke Riau. Seperti dengan mewajibkan menunjukan hasil tes negatif swab laboratorium atau PCR.
"Tambah lagi dengan mulai banyaknya ditemukan hasil swab palsu oleh pihak kepolisian yang di gunakan masyarakat dalam perjalanan. Untuk itu Pemerintah Riau harus lebih waspada terhadap orang-orang yang datang terutama dari daerah rawan COVID-19 seperti pulau Jawa," katanya.
Terpisah sebelumnya, Juru bicara Satgas COVID-19 Riau, dr Indra Yovi, mengatakan, jika tim Satgas COVID-19 Riau maupun Pemerintah Riau telah melakukan berbagai hal untuk antisipasi pada pendatang maupun yang masuk ke Riau. Diantaranya melakukan pendeteksian memberlakukan Swab antigen pada setiap pendatang seperti di bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru.
"Itu juga dalam langkah gerak cepat mengantisipasi virus COVID-19 masuk ke Riau, setelah menimbang kejadian di Pulau Jawa saat ini," ujarnya.
Pengetatan pada pendatang dan pintu masuk ke Riau ini jelasnya, Satgas maupun pemerintah juga sudah mulai memberlakukan Swab PCR dan tidak hanya swab Antigen. Terutama bagi masyarakat yang dari pulau jawa ini.
"Ini juga sudah dikoordinasikan sebelumnya, Jika perlu tidak memberlakukan hasil rapid antigen, tapi hasil swab PCR," tuturnya.
(Mediacenter Riau/az)