PEKANBARU - Hingga saat ini Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Holtikultura Riau mencatat ada total 62.689 hektar lahan sawah yang tersebar di kabupaten dan kota di Bumi Lancang Kuning.
Dalam penggunaannya, lahan tersebut terbagi atas dua kategori. Yani kategori pemanfaatan sekali seluas 59.843 hektar dan kategori pemanfaatan dua kali seluas 14.321 hektar.
Meski cukup luas, hasil panen beras yang dihasilkan belum dapat mencukupi kebutuhan masyarakat Riau. Sekarang ini hasil panen baru mampu memenuhi sebesar 24 persen kebutuhan warga Riau.
"Berdasarkan data BPS jumlah penduduk Riau mencapai 6,39 juta jiwa. Sedangkan kebutuhan akan beras 571.216 ton. Sementara hasil panen di Riau hanya mencapai 139.130 ton beras," ujar Kepala Bidang Tanaman Pangan, Wisnu Handana, Rabu (18/08).
Menurutnya produktivitas lahan yang ada dinilai sudah cukup bagus. Dimana setiap hektar dapat menghasilkan 3,76 ton l. Namun, memang masih belum cukup memenuhi kebutuhan hingga 100 persen. Malah untuk lahan yang satu tahun dua kali tanam, baru bisa memenuhi kebutuhan hingga 50 persen.
"Untuk tutupi kekurangan sudah kita rancang kerjasama antar daerah. Ini dilakukan juga agar tidak terjadi lonjakan harga. Walaupun kurang secara faktual Riau juga suplay ke Kepri dan Sumut, untuk itulah perlu kerjasama antar daerah. Mudah mudahan bisa segera disepakati MoU-nya," katanya.
Wisnu mengatakan, sejauh ini pemerintah provinsi Riau telah menargetkan minimal hasil panen dapat memenuhi kebutuhan hingga 50 persen hingga 2024 mendatang. Untuk mewujudkan target tersebut saat ini pihaknya tengah menggali trobosan potensi padi lahan kering (padi Gogo).
"Saat ini sedang kita persiapkan varietas unggul lokal padi gogonya. Kita berharap 2022 sudah dapat dilepas oleh Menteri Pertanian," tandasnya.
(Mediacenter Riau/asn)