PEKANBARU- Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Riau dr Indra Yovi, mengumumkan berakhirnya PPKM yang di tetapkan Provinsi Riau pada 6 September 2021 ini. Selanjutnya Satgas Provinsi masih menanti keputusan pemerintah Pusat Melalui Menteri Dalam Negeri terkait untuk perpanjangan PPKM di Provinsi Riau.
dr Indra Yovi turut menjelaskan dalam dua pekan terakhir telah terjadi penurunan kasus Covid 19 dibandingkan bulan Juli dan Agustus yang lalu .
" Hal ini tercermin dari kasus harian yang menurun , keterisian ruang Isolasi, baik yang terpusat dan BOR di rumah sakit. Hal ini didukung oleh capaian dan cakupan vaksinasi Covid-19," terangnya.
Meski ada hal yang melegakan dari penurunan kasus harian dan keterisian Bor Isolasi dan banyaknya pasien Covid-19 yang sembuh , PPKM di Provinsi Riau masih menyisakan hal yang belum memuaskan terkait masih tinggi nya angka kematian di Provinsi Riau.
"Tingginya angka kematian Covid-19 menjadi PR buat kita semua, tidak hanya Satgas Provinsi, Kabupaten Kota , juga masyarakat untuk lebih aware terhadap gejala Covid-19 yang harus segera perlu ditangani di Rumah Sakit. Di beberapa kasus kita masih temukan terutama orang tua yang Positif Covid-19 namun enggan menjalani perawatan di rumah sakit Rujukan. Hal ini turut mendukung tinggi nya angka Kematian di Riau,"lanjut dr Indra Yovi.
Satgas penanganan Covid-19 Provinsi Riau mengaku telah melakukan pemetaan terhadap angka kematian akibat kasus Covid19 ini.
Data Dinas Kesehatan Provinsi Riau mencatatkan persentase angka kematian tertinggi terjadi di Kabupaten Rokan Hulu dengan 6,0 Persen, Dengan 313 Kematian dari 5.221 Kasus Positif dan angka kematian terendah di Kota Dumai dengan Persentase 2,3 Persen atau 234 Kematian dari 10.088 Kasus di Dumai.
Indra Yovi turut menjelaskan pandangan dari Ikatan Dokter Anak Indonesia Provinsi Riau terkait semakin banyaknya kasus terkonfirmasi di Riau khususnya dari usia anak yang juga ikut menyumbang angka kematian di Provinsi Riau.
"Setiap hari Ikatan Dokter anak mencatatkan usia anak yang terkonfirmasi Covid-19 dan meninggal akibat Covid-19,"ujarnya
Indra Yovi turut menjelaskan, dalam beberapa hari ke depan akan memberikan rekomendasi terkait langkah langkah yang harus dilakukan karena sudah di mapping banyak anak anak meninggal akibat Covid-19 terlambat di bawa di Rumah sakit.
"Artinya ada ketakutan anak dari orang tua bagaimana nanti anak di isolasi . Apakah harus di temani apakah boleh ditemani yang harus di sampaikan secara bijak ke masyarakat. Agar masyarakat memahami kapan harus di rawat dan kapan harus isolasi mandiri. Agar tidak terjadi lagi kematian Covid19 dari anak anak kita ". pungkasnya.
(Mediacenter Riau/hmh)