PEKANBARU- Pertama dalam sejarah selama 10 tahun terakhir ini, bahwa nilai eksport Riau tembus pada angka angka $ US 2,2 Miliar.
"Sesuai laporan dari Kepala BPS Riau kepada saya, nilai eksport Riau tembus pada angka angka $ US 2, 2 miliar. Dan ini menjadi catatan sejarah baru di Provinsi Riau dalam kurun waktu 10 tahun belakangan ini yang tak pernah menembus angka tersebut," kata Gubernur Riau Drs H Syamsuar M.Si, Rabu (14/9/2021).
Tak hanya itu yang membanggakan, sesuai laporan BPS kepada orang nomor satu di Bumi Langcang Kuning ini, untuk eksport non migas juga pertama kali dalam sejarah menembus angka $US 2 M.
"Alhamdulillah, semoga kondisi perdagangan ini terus meningkat. Sehingga kita hanya memberi kontribusi bagi daerah tapi juga berkontribusi secara nasional," ungkap Syamsuar.
Naiknya nilai ekspor Riau ini, kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau Misfaruddin,berdasarkan harga Free On Board (FOB) pada bulan Agustus 2021sebesar 47,31 persen atau $ US 2,2 miliar jikad ibanding ekspor bulan Juli 2021 sebesar US$ 1,49 miliar.
Misfaruddin juga mengatakan, kenaikan ini disebabkan oleh naiknya ekspor non migas sebesar 61,98 persen, meskipun ekspor migas mengalami penurunan sebesar 55,87 persen.
Lalu, Ekspor non migas dari US$ 1,31 miliar pada bulan Juli 2021 naik menjadi US$ 2,11 miliar pada bulan Agustus 2021. Sebaliknya ekspor migas dari US$ 185,48 juta pada bulan Juli 2021 turun menjadi US$ 81,84 juta pada bulan Agustus 2021.
"Nilai ekspor Riau Agustus 2021 sebesar US$ 2,20 miliar, mengalami kenaikan 47,31 persen dibanding ekspor Juli 2021. Demikian juga ekspor non migas Agustus 2021 sebesar US$ 2,11 miliar, mengalami kenaikan sebesar 61,98 persen dibanding ekspor non migas Juli 2021. Kontribusi seluruh ekspor Riau terhadap nasional sebesar 10,25 persen," kata Misfaruddin.
Selama Januari-Agustus 2021, nilai ekspor Riau mengalami kenaikan sebesar 53,20 persen dibanding dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang disebabkan oleh naiknya ekspor migas dan ekspor non migas masing-masing sebesar 438,90 persen dan sebesar 41,05 persen.
"Kenaikan ekspor migas disebabkan oleh naiknya ekspor minyak mentah dan ekspor industri pengolahan hasil minyak masing-masing sebesar 2.277,53 persen dan sebesar 25,17 persen," jelasnya.