LKUANSING – Perang melawan stunting terus digencarkan pemerintah. Meskipun angka stunting berhasil diturunkan 1,6 persen di tahun 2021, namun kasus balita gizi buruk masih ditemukan di berbagai daerah. Anggaran sebesar Rp44,8 triliun dialokasikan untuk mencapai angka 14 persen di tahun 2024 dari angka 24,4 persen di tahun 2021. Artinya harus ada penurunan sebesar 3 persen setiap tahun.
Stunting merupakan masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka panjang yang mengganggu pertumbuhan fisik anak dan perkembangan otak. Kondisi ini akan berimplikasi kepada kehidupan generasi penerus dan kemajuan ekonomi Indonesia.
PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) merupakan salah satu perusahaan swasta yang bergerak di bidang pulp dan kertas turut aktif mendukung pemerintah memerangi stunting. Perusahaan bagian dari grup APRIL ini berkomitmen mengurangi angka stunting hingga 50 persen di Provinsi Riau.
Sejumlah langkah telah dilakukan di antaranya mendukung peralatan posyandu berupa pengadaan alat antropometri kit bagi 37 posyandu dampingan RAPP wilayah Estate Baserah, Cerenti dan Logas di Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing). Antropometri kit merupakan alat wajib dimiliki oleh setiap posyandu untuk membantu mendeteksi dini masalah stunting pada balita.
Senita Riskiwahyuni, Bidan Desa Giri Sako Kecamatan Logas Tanah Darat mengatakan pentingnya keberadaaan antropometri kit bagi posyandu. Alat ini terdiri dari timbangan bayi digital, pita lingkar lengan atas, pita lingkar kepala, alat pengukur tinggi badan (microtoise) dan alat pengukur panjang badan.
“Bantuan antropometri kit ini sangat dibutuhkan dalam upaya mendeteksi stunting pada balita. Harapan saya kader-kader kami di Posyandu bisa memakai alat ini dengan benar karena kurang atau lebih 0,5 cm pun menjadi penentu stunting atau tidaknya anak,” ungkap Bidan Desa yang telah bertugas selama 15 tahun ini.
Program kesehatan lain yang dijalankan RAPP meliputi Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dan penyuluhan untuk ibu hamil. PMT pemulihan untuk memulihkan balita yang malnutrisi dan ibu hamil yang mengalami Kekurangan Energi Kronis (KEK) sebagai langkah pencegahan stunting dimulai dari 1.000 hari pertama kehidupan (HPK).
Koordinator Program Kesehatan dan Sosial Budaya, Community Development (CD) RAPP, Purwowidi Astanto mengatakan dukungan andropometri kit merupakan bentuk kepedulian perusahaan terhadap kesehatan masyarakat sekitar.
“Ini bentuk komitmen untuk mewujudkan Indonesia bebas stunting tahun 2030 yang sejalan dengan komitmen APRIL2030 pilar kemajuan inklusif dengan penyediaan layanan kesehatan dasar dan mengurangi angka stunting hingga 50 persen di Riau,” tegas Purwowidi, Jumat (17/6/2022) saat ditemui di Community Development Center, Pangkalan Kerinci.
Selain di Kuansing, RAPP juga menjalankan program stunting serupa di Kabupaten Pelalawan, Siak, Kepulauan Meranti, dan Kampar. Program tersebut di antaranya penguatan kapasitas kader dan tim lapangan serta bantuan alat antropometri kit bagi posyandu dampingan.
(Mediacenter Riau/bts)