PEKANBARU - Asisten I Sekretariat Daerah Provinsi (Setdaprov) Riau Masrul Kasmy, menyatakan bahwa Provinsi Riau memiliki potensi Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah seperti migas, hutan, lahan, gambut, perikanan dan pertanian juga perkebunan yang dapat dikelola untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Riau.
"Jika potensi alam ini tidak dikelola dengan bijaksana maka dapat menimbulkan ancaman, bagi kehidupan masyarakat dalam bentuk berbagai bencana ekologi," katanya.
Ia menjelaskan bahwa Pemprov Riau juga sangat fokus dalam menangani terkait Kebakaran hutan dan lahan gambut (Karhutla).
"Fokusnya kita menanggulangi Karhutla ini dengan baik hingga tahun terakhir, alhamdulillah Karhutla saat ini mengalami tren menurun karena upaya yang maksimal dari seluruh pemangku kepentingan di Riau," jelas Masrul.
Pihaknya menyebutkan bahwa ancaman bencana yang terjadi di Riau seperti kebakaran hutan dan lahan, kekeringan, banjir dan kerawanan pangan serta krisis energi ini bisa diminalisir secara baik karena peran dari semua pemangku kepentingan juga kerjasama dari masyarakat Riau.
"Melihat permasalahan alam yang terjadi, Pemprov Riau telah mengambil langkah yang tepat. Menurut kami, Riau Hijau salah satu kebijakan yang strategis guna meningkatkan kualitas tata kelola potensi SDA di Riau ini," sebutnya pada saat membuka secara resmi Focus Group Discussion (FGD) tentang rencana wilayah pertahanan bagi kepentingan kawasan strategis Nasional untuk kawasan pertahanan negara di Ruang Rapat Kenanga Kantor Gubernur Riau, Kamis (21/07/2022).
Selain itu, Masrul menambahkan bahwasanya Riau Hijau adalah optimalisasi pengelolaan sumber daya alam yang meningkatkan kesejahteraan masyarakat Riau menuju pembangunan berkelanjutan.
"Dalam pelaksanaan Aksi Riau Hijau tentu tidak hanya pemerintah saja. Akan tetapi, juga perguruan tinggi, swasta, organisasi non pemerintah, media agar bisa terlaksana sebagaimana mestinya," tambahnya.
Sebagai informasi, rencana Aksi Riau Hijau meliputi tiga kebijakan penting, yaitu meningkatkan pengendalian kerusakan dan pencemaran lingkungan hidup, kualitas pengelolaan sumber daya alam, serta pembauran ekonomi dari sumber daya alam terbarukan.
Pihaknya juga mengungkapkan kebijakan ekonomi di Provinsi Riau sampai Tahun 2024, diarahkan pada upaya pemulihan ekonomi akibat dampak wabah Covid-19 dan pencapaian target pertumbuhan ekonomi.
"Telah kita lakukan upaya tersebut dan alhamdulillah di Riau trennya meningkat karena dari hari ke hari sudah terkonfirmasi tren peningkatan sampai di angka 15 sehingga hal ini perlu adanya upaya yang nyata melakukan perbaikan dan pemulihan melalui vaksinasi yang gencar dilakukan," imbuh Masrul.
(Mediacenter Riau/nb)