PEKANBARU - Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar mengimbau kepada pemilik kebun sawit yang sudah tua agar kebun kelapa sawit yang sudah tua segera di re planting.
Sebab saat ini masih banyak pemilik kebun yang enggan kebun kelapa sawitnya di re planting padahal usianya sudah tua.
"Sudah banyak sawit yang sudah tua dan butuh peremajaan, mereka masih takut karena sawit mahal, mereka belum mau diremajakan, karena masih menghasilkan, padahal itu sudah waktunya di remajakan," kata Gubri Syamsuar saat menghadiri acara panen perdana sawit plasma PTPN V, KUD Makarti Jaya, Desa Kumain Kecamatan Tandun, Rohul, Senin (24/10/2022).
Selain itu, Syamsuar menyarankan agar para petani sawit bisa menggunakan bibit unggul. Sebab bibit sawit merupakan hal yang paling penting dalam perkebunan.
Diakui Syamsuar saat ini memang harga sawit naik, namun disisi lain petani banyak yang mengeluhkan mahalnya harga pupuk.
Menurut keterangan Gubri naiknya harga pupuk disebabkan karena adanya permasalahan dalam impor bahan baku. Di mana bahan baku pupuk di Indonesia banyak di pasok dari Rusia. Sementara Rusia saat ini sedang terjadi peperangan sehingga berdampak terhadap distrubusi bahan baku pupuk ke Indonesia.
"Iya, keluhan petani sekarang itu pupuk naik, karena bahan baku banyak diimpor dari luar, banyak dari Rusia, sementara di sana kan sedang perang, jadi kita harus maklumi," katanya.
Selain Gubri Syamsuar panen perdana sawit plasma PTPN V, KUD Makarti Jaya, Desa Kumain Kecamatan Tandun, Rohul juga dihadiri Bupati Rokan Hulu, Sukiman serta Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara III Persero, Mohammad Abdul Ghani dan Direktur PTPN V, Jatmiko Santosa.
Panen perdana sawit plasma binaan PTPN V seluas 697 hektare tergabung dalam KUD Makarti Jaya di Desa Kumain, Kecamatan Tandun, Rokan Hulu, Riau.
(Mediacenter Riau/sa)