PEKANBARU - Tim Seksi I Wilayah I Balai Besar Kosevasi Sumberdaya Alam Riau, melakukan mitigasi konflik satwa harimau Sumatera di Desa Lubuk Raja, Kecamatan Bandar Petalangan, Pelalawan, Riau.
Kepala Besar (Kababes) BKSDA Riau, Genman Suhefti Hasibuan SHut, MM mengatakan, tim ini turun setelah pihaknya mendapat laporan dari aparat pemerintah setempat.
"Tim ini turun Senin (5/12/2022) kemarin," kata Genman, Jumat (9/12/2022).
Tim yang tiba di lokasi langsung Tim melakukan koordinasi dengan kades Lubuk Raja dan bertemu Sami warga saksi dilokasi kejadian.
Menurut keterangan Sami kepada petugas, dugaan ternaknya dimangsa harimau diketahui saat mengecek gembala sapi yang diikat di kebun perusahaan sawit PT Serikat Putra, Sabtu (3/12/2022).
Sampai tiba di lokasi, Sami tidak menemukan sapinya sehingga melakukan pencarian disekitar lokasi. Hasilnya setelah berjalan sejauh 9 meter, saksi melihat ternak nya sudah mati.
"Saksi Sami melihat sapinya mati dengan kondisi bagian pantat atau ekornya seperti di makan satwa liar," terang Genman.
Sami juga melakukan pengecekan di sekitar lokasi dan menemukan jejak satwa diduga Harimau Sumatera. Lalu, melaporkan temuannya itu ke pihak perusahaan.
Saksi ini turut ke kades Lubuk Raja. Kemudian laporan dilanjutkan kepada petugas Seksi Wilayah I.
Setelah berkoordinasi dengan aparat setempat, tim bersama pemdes, bhabinkamtibmas dan warga serta didampingi pihak PT Serikat Putra melakukan pengecekan di tempat ditemukan bangkai sapi, namun bangkainya tersebut sudah dikubur.
"Di lokasi kejadian tim menemukan jejak satwa Harimau Sumatera, namun agak kurang jelas karena terkena air hujan," terang Genman.
Menurut hasil pengamatan petugas di areal hutan terdekat di sekitar lokasi, tim memastikan lokasi tersebut adalah areal berhutan yang disebut warga setempat sebagai "hutan kepungan sialang".
"Disebutkan hutan kepungan Sialang itu seluas lebih 15 hektar berjarak lebih kurang dari 28 Km dari SM Kerumutan," kata Genman.
Informasi lainnya, warga setempat menyebut tiga kambing milik karyawan perusahaan juga hilang, namun tidak mengetahui penyebabnya.
Usai melakukan koordinasi dengan warga, petugas turut menghimbau pihak perusahaan untuk memasang kamera trap, memastikan satwa yang muncul disekitar lokasi.
"Di akhir kegiatan mitigasi tim menghimbau perusahaan memasang kamera trap dan papan himbauan terkait satwa liar. Kemudian menghimbau pihak perusahaan dan warga desa untuk berhati-hati dan waspada, serta tidak anarkis terhadap satwaliar dan segera mengkandangkan hewan ternak," jelas Genman.
(Mediacenter Riau/hb)