JAKARTA - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengatakan bahwa meskipun angka inflasi di Indonesia cukup rendah dibandingkan dengan beberapa negara lain yaitu 5,51 persen pada akhir tahun 2022 lalu, akan tetapi ia meminta pemerintah daerah jangan cepat berpuas diri.
Ia menjelaskan, dengan angka inflasi Indonesia per Desember 2022 dengan angka 5,51 persen, masih banyak negara lainnya di Asia Tenggara yang angka inflasinya di bawah Indonesia.
"Kita jangan cepat berpuas diri, masih ada Vietnam dengan angka inflasi 4,55 persen, Malaysia 3,8 persen, Cambodia 3,6 persen, Brunei 3,1 persen, " katanya, dalam rapat koordinasi pengendalian inflasi daerah, Selasa (24/1/23).
Tito Karnavian menyebutkan, di wilayah Asia Tenggara, tingkat inflasi Indonesia berada pada level menengah. Artinya, Indonesia harus bisa lebih baik lagi dalam menekan dan menurunkan lajur inflasi.
Menurutnya, semua pihak harus bekerja lebih keras lagi dalam rangka pengendalian inflasi di semua wilayah yang ada di Indonesia ini.
"Tingkat inflasi pada negara G20 masih ada Negara Saudi Arabia dengan inflasi 3,3 persen, Jepang dengan inflasi 4 persen, dan Korea Selatan 5 persen, yang nilai inflasinya relatif dibawah kita, " terang dia.
Mendagri mengatakan, meksipun Negara Eropa tingkat inflasinya banyak di atas Indonesia seperti Turkey 64,27 persen, Moldova 30,24 persen, Ukraina 26,6 persen dan negara-negara lainnya.
Akan tetapi menurutnya, Indonesia tidak boleh berpuas diri, Indonesia harus mencapai target inflasi itu berkisar pada angka 3 persen yang menjadi target nasional.
Oleh karena itu sebut Tito Karnavian, dalam mencapai target tersebut perlu kerja keras yang tidak hanya dilakukan oleh pemerintah pusat tapi juga pemerintah daerah melalui intervensi-intervensi yang sudah dijalankan.
"Beberapa waktu lalu kita banyak melakukan intervensi dengan baik, tapi dalam waktu terkahir intervensi ini menurun. Mari kita turunkan lagi inflasi ini ke angka 3 persen, " tutupnya.
(Mediacenter Riau/ip)