PEKANBARU - Wakapolda Riau Brigjen Kasihan Rahmadi mengikuti rapat koordinasi (Rakor) Satuan Tugas Pengendalian Karhutla Provinsi Riau dan kabupaten Kota di Gedung Daerah, Pekanbaru. Dia menjabarkan sebanyak 18 orang diproses karena membakar lahan.
Dijelaskan Wakapolda hingga bulan Mei 2023 ini Polres jajaran menangani sebanyak 14 perkara.
"Total lahan yang terbakar seluas 300 hektar. Dari belasan kasus yang diproses, sebanyak dua kasus perkara sudah masuk tahap P21," jelas Wakapolda, Rabu (7/6/2023).
Kasihan memaparkan, Aplikasi Dashboard Lancang Kuning berhasil mendeteksi 6 ribu titik api. Sedangkan, hasil pengecekan hanya 3 ribu yang merupakan karhutla.
"Aplikasi dashboard Lancang Kuning sangat membantu penangangan Karhutla. Sehingga kami siap menindak para pelakunya," tegas Wakapolda.
Wakapolda menyatakan pihaknya siap bekerja sama dengan semua pihak, apapun informasi yang diberikan, selama bisa dilakukan penindakan hukum, akan dilaksanakan.
Kepada peserta rakor, Wakapolda menyampaikan ada dua wilayah yang menjadi atensi, karena rawan terjadi Karhutla.
"Dua wilayah ini adalah Dumai dan Bengkalis," jelas Wakapolda.
Selain upaya penanganan secara hukum, Wakapolda menyampaikan saat ini ada ribuan personel yang siap melakukan mitigasi jika sewaktu-waktu terjadi Karhutla.
Wakapolda juga turut menghimbau masyarakat dan perusahaan agar tidak membuka lahan dengan cara membakar.
"Saat ini kita memasuki musim kemarau yang tentunya akan menimbulkan potensi karhutla yang lebih besar," pesan Wakapolda.
Rapat ini dihadiri Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto, Gubernur Riau, Syamsuar, Anggota Komisi 8 DPR RI, Ahmad serta Forkopimda Riau ini membahas berbagai permasalahan terkait penangan Karhutla di Provinsi Riau.
(Mediacenter Riau/hb)