PEKANBARU - Remaja putri asal Pekanbaru bernama Eka Utami Putri (29 tahun) tak mengira bisa meraih beasiswa untuk melanjutkan kuliah S2 di University College London (UCL) Inggris, jurusan jurusan Applied Linguistic. Ia serasa bermimpi lantaran biasa kuliah di Ibu kota Inggris dan Britania Raya.
Gadis kelahiran tahun 1994 itu merupakan anak dari seoarang ayah yang bekerja sebagai penjaga Masjid Abidin, Kecamatan Lima Puluh, Kota Pekanbaru. Ia alumni SMPN 14 Pekanbaru, SMAN 1 Pekanbaru, dan lulusan S1 Pendidikan Bahasa Inggris dari FKIP Unilak.
"Saat ini ibu saya tidak bekerja, sementara ayah saya penjaga Masjid Abidin Tanjung Rhu, Kecamatan Limapuluh Pekanbaru. Mudah-mudahan doa orang tua saya dapat dikabulkan untuk cepat menyelesaikan studi," sebut Eka.
Selama kuliah di Unilak Pekanbaru Eka mendapatkan beasiswa dari Pemerintah Provinsi Riau. Sementara, di University College London, ia meraih beasiswa dari LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) dari pemerintah Joko Widodo. Ia akan berangkat ke Inggris pada tanggal 23 September 2023.
Usai tamat S1, Eka banyak beraktifitas mengajar bahasa inggris TOEL/IELTS. Ia saat ini memiliki aktifitas mengajar IELTS/TOEFL via zoom.
Eka menceritakan, awal mula mengikuti tes beasiswa LPDP. Pada tahun 2019 adalah pertama kalinya ia mencoba LPDP. Namun, Dewi Fortuna belum datang saat itu. Eka dinyatakan tidak lolos pada tahap pertama.
Kemudian di tahun 2022 pandemi cukup mereda dan mulai berangsur menjadi endemi. Niat dan mimpi Eka untuk S2 di luar negeri dicoba kembali, ia kembali mengajukan beasiswa ke LPDP.
Ketika itu, Eka lebih mempersiapkan diri untuk meraih beasiswa LPDP. Strategi yang dilakukan lebih matang, bahkan ia berani menentukan pilihan kampus lebih tinggi daripada sebelumnya.
"Alhamdulillah, di tahun 2022 malah lulus hingga seleksi akhir, kemarin ketika menunggu mendapatkan LoA dari UCL saya juga mendapatkan LoA dari University of New South Walesdi Australia untuk diterima di Australia," ucap Eka, pada Jumat (8/9/2023).
Eka mengisahkan, keberhasilannya meraih beasiswa LPDP dan kuliah di London diawali saat di bangku S1 Unilak. Saat itu banyak dosennya yang menempuh pendidikan di Malaysia. Cerita-cerita dosen itu selalu Eka ingat ketika kuliah hingga tamat dan menjadi inspirasinya.
"Sejujurnya, saya terinspirasi dari dosen-dosen FKIP yang melanjutkan S2 nya ke Malaysia. Di tahun 2019 pilihan kampus saya Universitas Malaya, di mana beberapa dosen Bahasa Inggris pernah melanjutkan S2 nya ke Malaysia. Lalu, pada tahun 2019 saya ikut mencoba tapi sayang belum rejeki. Di tahun 2022 akhirnya saya memilih UCL Inggris sebagai pilihan pertama dan Alhamdulillah, diterima di LPDP" ucap Eka.
Eka mengungkapkan alasannya memilih UCL Inggris, hal yang paling mendasar adalah karena universitas itu merupakan kampus nomor satu untuk Education berdasarkan QS World Ranking, selama 10 tahun berturut-turut.
"Ini adalah alasan utama saya kenapa saya langsung mengincar UCL bukan Harvard atau Oxford atau top 5 campus yang lain. Karena basic S1 saya yang merupakan pendidikan bahasa Inggris. Saya tentu saja ingin melanjutkan S2 ke kampus yang jurusan pendidikannya bagus," tuturnya.
Dijelaskan dia, UCL sendiri sejauh ini belum pernah turun dari top 10 QS World Ranking secara keseluruhan. Modul-modul yang ditawarkan UCL juga sangat straight to the point dan mampu meningkatkan pemahaman saya mengenai pengajaran.
"Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak Gubernur Riau Syamsuar karena telah membantu beasiswa S1. Ucapan terima kasih juga saya ucapkan kepada Bapak Presiden Jokowi, Kementerian Keuangan. Karena program [beasiswa S2] ini, memberikan kesempatan kepada anak-anak Indonesia seperti saya hingga dapat mewujudkan mimpi untuk kuliah dil uar negeri," tutup Eka.
(Mediacenter Riau/MC Riau)