PEKANBARU - Wakil Gubernur Riau (Wagubri), Brigjen TNI (purn) Edy Natar Nasution melanjutkan kegiatan dakwahnya melalui Gerakan Shalat Subuh Berjemaah (GSSB) Provinsi Riau. Kegiatan dilaksanakan di Masjid Al-Mukminin, Kelurahan Mentangor, Kecamatan Kulim, Pekanbaru pada Sabtu (9/9/2023).
GSBB telah diselenggarakan sebanyak 146 kali di sejumlah kabupaten/kota di daerah yang dijuluki Bumi Lancang Kuning itu. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau terus berupaya untuk membawa dan mengajak masyarakat menuju ke arah perubahan yang lebih baik melalui syiar agama tersebut.
Mengawali tausiyahnya, Wagubri Edy selalu mengajak para jemaah untuk bersyukur terhadap nikmat kesehatan serta kesempatan yang dilimpahkan Allah SWT. Terlebih, ucapnya, nikmat tersebut diawali untuk dimanfaatkan melangkahkan kaki ke masjid di waktu fajar.
"Melangkahkan kaki ke masjid diwaktu subuh adalah hal yang berat, tidak banyak orang yang dapat memenuhi panggilan Allah di waktu subuh. Banyak orang yang sehat, namun belum tentu mau mereka melangkahkan kaki ke masjid," jelasnya.
"Hari ini kita masih diberikan sehat, yakinlah dalam waktu yang bersamaan ini ada saudara kita yang sedang menghadapi sakaratul maut. Sepanjang waktu itu pasti terdapat orang yang berada dalam sisa-siswa waktunya di dunia ini, maka pantas rasanya kita bersyukur atas kesempatan yang diberikan Allah dan menggunakannya untuk beribadah kepadanya," imbuhnya.
Mantan Danrem 031/WB itu jelaskan, GSSB telah terlaksana sebanyak 146 kali. Tujuannya adalah mengajak umat kepada ketakwaan sebagai upaya mempersiapkan bekal dihadapan Allah kelak.
"Kita ini akan berhadapan dengan pengadilan Allah, dan itu pasti. Hidup kita di dunia hanya sementara, dalam kesementaraan hidup ini penantiannya adalah kematian. Maka, jika kita tidak mempersiapkan diri ini, pasti akan menjadi orang yang menyesal. Oleh karena itu GSSB ini sebaga jalan untuk mengingakan, mengajak, dan saling memberitahu." jelasnya.
Lebih lanjut disampaikan, setiap peran yang dilakukan oleh manusia di bumi ini akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah. Maka dari itu, atas keyakinannya akan hal tersebut, Wagubri berperan aktif mensosialisasikan kegiatan keagamaan serta meyebarkan pesan persatuan dan persaudaraan.
"Rasul sampaikan, setiap kamu adalah pemimpin, dan setiap pemimpin pasti akan dituntut pertanggungjawabannya sesuai dengan yang dia pimpin. Sebagai seorang yang diamanahkan menjadi Wakil Gubernur, peran ini akan diminta pertanggungjawaban oleh Allah. Dipengadilan Allah nanti saya akan ditanya, apakah dengan jabatan yang Allah beri ini, pernah saya gunakan mengajak umat untuk bertakwa kepada-Nya," ujarnya.
"Sebagai seorang pemimpin, saya bertanggungjawab kepada umat ini, meskipun tidak mungkin saya bisa menjangkau seluruhnya. Karena alat ukurnya adalah upaya, bukan hasil. Saya tidak pernah berfikir hasil setelah kita melakukan GSSB ini semua masyarakat Riau ini rajin salat subuh dimasjid, meskipun itu menjadi harapan. Yang saya fikirkan adalah bagaimana pesan ini sampai kepada seluruh umat ini. Sehingga saat ditanya oleh Allah nantinya, saya dapat menjawab dengan yakin bahwa saya telah mengajak umat ini untuk bertakwa kepada-Nya," imbuhnya.
Ia meyakini, hasil atas upaya yang dilakukannya itu tergantung dengan kehendak Allah. Poin utamanya, kata dia, adalah tentang konsistenti untuk menghimbau kepada jalan kebaikan dan ketakwaan.
"Dalam mengajak ini bukanlah hal mudah, diperlukan kesabaran, yang utama adalah tidak bosan-bosannya untuk mengajak umat kepada jalan ketakwaan," tandasnya.
(Mediacenter Riau/Alw)