Ahad, 7 Jumadil Akhir 1446 H | 08 Desember 2024

PEKANBARU - Pemerintah Provinsi Riau melakukan intervensi menyikapi lonjakan harga beras yang terjadi beberapa hari belakangan. Diantaranya adalah dengan menggelar operasi pasar murah.

Sejauh ini operasi pasar sudah dilaksanakan di beberapa titik di Kota Pekanbaru. Dalam waktu dekat juga akan ada operasi pasar di Dumai. 

"Kita intervensi melalui pasar murah, seperti kemarin pagi kita sudah melaksanakannya di Kecamatan Sukajadi, kemudian tanggal 14 September nanti kita akan gelar di Dumai," kata Kasi Perdagangan Dalam, Disperindagkop UMKM Riau, Suryati Ningsih, Rabu (13/9/2023).

Tidak hanya beras, sejumlah komoditas pangan seperti telur, cabai, bawang putih, bawang merah, minyak gula dan sebagainya juga dijual di operasi pasar ini dengan harga dibawah harga pasaran.

Disperindagkop UMKM Provinsi Riau menyediakan sekitar 2 ton beras dan 150 papan telur ayam ras dengan jumlah pembelian dibatasi.

“Untuk beras kami batasi hanya boleh 20 kilogram atau 2 karung. Supaya yang lain juga dapat. Kalau telur cukup sepapan saja karena jumlahnya juga terbatas,” katanya 

Suryati Ningsih mengungkapkan, kenaikan harga beras yang terjadi di Riau, khususnya di Pekanbaru terjadi akibat gagal panen yang terjadi di Jawa dan Sumatera Selatan. Gagal panen di wilayah ini disebabkan karena faktor cuaca el nino.

Kondisi inilah yang menyebabkan kenaikan harga beras. Khususnya beras jenis topi koki dan belida.

Namun akibat kenaikan beras jenis topi koki dan belida tersebut, ternyata juga berdampak terhadap kenaikan harga beras jenis lainya. 

"Seperti anak daro itu juga menjalani kenaikan akibat tingginya permintaan," katanya. 

Kenaikan harga beras anak daro menurut Suryati disebabkan karena banyaknya masyarakat yang beralih membeli beras anak daro karena naiknya beras topi koki dan belida.

"Karena belida dan topi koki naik, banyak yang beralih ke anak daro, karena permintaan tinggi otomotif harga beras anak daro pun ikut naik," katanya. 

Padahal harga beras anak daro seharusnya tidak mengalami kenaikan. Sebab saat ini beras yang mengalami kenaikan adalah beras dari Jawa dan Sumatera Selatan akibat gagal panen di daerah tersebut, Yakni beras jenis topi koki dan belida. Sedangkan beras anak daro berasal dari Sumatra Barat.

"Sebenarnya kalau beras anak daro tidak naik signifikan, tapi karena permintaan tinggi, harganya juga ikut naik," katanya.

Tidak hanya beras premium, namun beras medium atau bulog juga mengalami kenaikan.  Hal ini disebabkan karena naiknya harga gabah.

"Beras medium (bulog) juga naik, dari Rp 9.600 manjadi Rp 11 ribu," ujarnya. 

 

 

(Mediacenter Riau/sa)

Info Lainnya

info riau sepekan 1

Info Riau

Berita & Info Lainnya

Podcast Dsikominfotik Riau

Gubernur Corner (29 Januari 2022)

Gubernur Corner (15 Januari 2022)

Gubernur Corner (8 Januari 2022)

Gubernur Corner 25 Desember 2021

Gubernur Corner ( 06 November 2021 )

Gubernur Corner ( 30 Oktober 2021)

Gubernur Corner

KONFERENSI PERS - INFORMASI DAN UPDATE PENANGANAN COVID-19 DI PROVINSI RIAU

Gubernur Corner ( 09 Oktober 2021 )

5.691 Peserta Ikuti Seleksi Kompetensi PPPK Pemprov Riau

Sabtu, 07 Desember 2024 | 16:45:16 WIB

Pemprov Riau Lakukan Sidang Rekomendasi Penetapan UMP 2025

Jumat, 06 Desember 2024 | 20:59:54 WIB

Pahlawan Langit: Penerbang Lanud Rsn Raih Penghargaan

Jumat, 06 Desember 2024 | 20:02:28 WIB

UMP Riau 2025 Naik 6,5 Persen, Ditetapkan Rp3,5 Juta

Jumat, 06 Desember 2024 | 19:58:48 WIB

Ratusan Personel Gabungan Amankan Rapat Pleno KPU Riau

Jumat, 06 Desember 2024 | 12:06:10 WIB

BI Riau: Harga Beras Jadi Tantangan, Media Diminta Bijak

Jumat, 06 Desember 2024 | 09:56:03 WIB

Riau Komitmen Perkuat Wakaf Produktif

Jumat, 06 Desember 2024 | 07:58:58 WIB