PEKANBARU - Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi September 2023 sebesar 2,28 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy). Sedangkan secara bulanan atau month-to-month (mtm) inflasi tercatat sebesar 0,19 persen.
Amalia menjelaskan, inflasi secara tahunan sebesar 2,28 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 115,44. Jika dilihat secara tahunan, Amalia menuturkan penyebab inflasi tahunan, yakni kelompok makanan dan minuman serta tembakau dengan beras sebagai pemicu utama.
"Beras tercatat mengalami inflasi dengan andil 0,55 persen, rokok kretek filter dengan andil 0,19 persen dan bawang putih 0,08 persen serta rokok putih 0,07 persen," kata Amalia saat rapat koordinasi (Rakor) pengendalian inflasi daerah secara virtual, di RCC Menara Lancang Kuning, Pekanbaru, Selasa (3/10/2023).
"Beberapa komoditas lainnya yang menjadi penyumbang terbesar inflasi September 2023 adalah biaya kontrak rumah 0,1persen, emas perhiasan 0,08 persen," imbuh Amalia.
Lebih lanjut disampaikan, BPS mencatat inflasi bulanan atau month to month (m-to-m) September 2023 sebesar 0,19 persen. Penyumbang inflasi bulanan terbesar adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau, dengan inflasi 0,35 persen dan andil inflasi sebesar 0,09 persen.
Lebih rinci, Amalia menuturkan komoditas penyumbang inflasi bulanan terbesar yaitu beras dengan andil inflasi 0,18 beras. Lalu, bensin dengan andil inflasi 0,6 persen sejalan dengan penyesuaian BBM subsidi.
Selain itu, lanjutnya, adapula tarif pulsa ponsel yang memberikan andil inflasi 0,1 persen, biaya kuliah, rokok kretek dan daging sapi yang juga memberikan andil sebesar 0,1persen.
"Di sisi lain, telur ayam ras, bawang merah, cabai rawit, bawang putih memberikan andil deflasi. Selain komoditas di atas, tarif angkutan udara juga memberikan andil deflasi terhadap IHK bulan September 2023," tutupnya.
Berikut provinsi dengan inflasi terendah adalah:
Gorontalo 1,16 persen
Sulawesi Utara 1,16 persen
Sulawesi Barat 1,19 persen
Papua 1,28 persen
Jambi 1,70 persen
Aceh 1,83 persen
Kalimantan Tengah 1,88 persen
DKI Jakarta 1,89 persen
Sumatera Barat 1,94 persen
Riau 1,96 persen
11. Banten 2,04 persen
Adapun provinsi dengan inflasi tertinggi yaitu:
Babel 3,55 persen
Sulawesi Utara 3,46 persen
Maluku Utara 3,34 persen
DI Yogyakarta 3,30 persen
Maluku 3,1 persen
Kalimantan Timur 3,07 persen
Jawa Timur 3,07 persen
Kalimantan Selatan 2,72 persen
Papua Barat 2,62 persen
Jawa Tengah 2,49 persen
(MC Riau/Alw).
(Mediacenter Riau/Alw)