PEKANBARU - Pemerintah provinsi Riau kembali mengajukan bantuan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) ke pemerintah pusat. TMC tersebut diminta agar di Riau kembali dilakukan upaya hujan buatan untuk mengantisipasi kabut asap akibat Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau M Edy Afrizal mengatakan, meskipun saat ini Karhutla di Riau relatif terkendali. Meski begitu, upaya TMC menurutnya masih penting dilakukan. Karena, selain untuk membasahi lahan gambut agar tidak terbakar, hujan yang turun juga bisa mengantisipasi kabut asap yang melanda.
"Kami sudah kembali mengajukan kembali pelaksanaan TMC. Mudah-mudahan TMC bisa segera kembali dilakukan di Riau," kata Edy, Selasa (3/4/2023).
Terkait kondisi Karhutla di Riau, M Edy Afrizal menyebut bahwa Karhutla di Riau masih terkendali. Di mana dari ribuan hotspot di Sumatera per hari Selasa, di provinsi Riau hanya 21 titik.
"Karhutla di Riau terkendali. Dari 1.000 lebih hotspot di Sumatera hari ini, di Riau hanya 21 titik. Sementara di Sumsel ada 800 lebih," ujarnya.
Dengan kondisi Karhutla di Riau tersebut, pihaknya menyebut bahwa kabut asap yang melanda Provinsi Riau utamanya di Pekanbaru yakni masih merupakan asap dari provinsi tetangga yakni Jambi dan Sumatera Selatan (Sumsel). Karena itu, pihaknya mengajukan TMC agar di Riau dapat turun hujan dan menghambat asap masuk ke Riau.
"Kalau di Riau ada hujan, asap bisa tertahan. Ini penting dilakukan karena Riau merupakan benteng terakhir, jika asap terus-menerus masuk ke Riau bisa saja asap mengarah ke negara tetangga," ujarnya. (Mediacenter Riau Ms)
(Mediacenter Riau/ms)