Sabtu, 17 Muharram 1447 H | 12 Juli 2025
Ini Makna Upacara Adat Tepuk Tepung Tawar di Riau
Wakil Gubernur Riau (Wagubri), Brigjen TNI (purn) Edy Natar Nasution menepuk tepung tawar Kepala Kejaksaan Tinggi Riau, Akmal Abbas beserta istri di di Balai Adat Melayu Riau, Kamis (2/11/2023).

PEKANBARU - Upacara tepuk tepung tawar pada hakikatnya adalah doa untuk keselamatan dan kesejahteraan pihak penerima tepuk tepung tawar. Selain itu, adalah ungkapan rasa syukur terhadap prestasi seseorang yang diharapkan akan meningkat di masa mendatang.

Hal ini juga sebagai cerminan kesucian hati untuk menerima kehadiran seseorang di negeri ini yang tentu saja berlapis dengan harapan agar tugas yang diembannya dapat terlaksana dengan baik.

Demikian disampaikan Ketua Umum Dewan Pimpinan Harian Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR), Datuk Seri Taufik Ikram Jamil di Balai Adat Melayu Riau, Kamis (2/11/2023).

Dijelaskan dia, bahwa lazimnya alat kelengkapan upacara adat tepung tawar terdiri dari beberapa jenis dedaunan dan lain-lain. Dijadikan lambang-lambang tertentu yang sara dengan nilai adat melayu. 

"Air percung misalnya, merupakan wewangian yang melambangkan  menjaga nama baik, keharuman nama pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Disebut juga pengharum marwah atau pewangi harkat dan martabat," jelasnya.

Ada pula beras kunyit, yang melambangkan kemurahan rezeki dan melambangkan nikmat Allah, serta cerminan kesuburan yang disebut rezeki tak putus, rahmat tak habis. Kemudian bertih, yang melambangkan sifat tenggang rasa atau disebut senasib sepenanggungan. 

"Kemudian, bunga rampai yang melambangkan hidup yang penuh kasih sayang dengan nama baik, harum, dan semerbak," imbuhnya.

Tepuk tepung tawar, kata Datuk Seri Taufik, merupakan acara adat yang bukan saja menjadi milik Riau, namun sudah diakui menjadi milik bangsa Indonesia. Tradisi budaya ini telah diakui sebagai Warisan Budaya tak Benda Indonesia tahun 2019.

Dalam pengamatannya, tepuk tepung tawar tidak hanya dilaksanakan oleh masyarakat melayu di Riau, tetapi juga berbagai suku lainnya di Riau juga melaksanakannya. Maka, tepung tepuk tawar adalah tradisi yang senantiasa hidup.

"Jadi tepuk tepung tawar bukan hanya milik Riau, tapi milik Indonesia. Ini berarti bukan saja masyarakat Riau yang berkewajiban melaksanakannya, tetapi juga pemerintah harus hadir secara nyata untuk melestarikannya," tutupnya. (MC Riau/Alw

(Mediacenter Riau/Alw)

Info Lainnya

info riau sepekan 1

Info Riau

Berita & Info Lainnya

Podcast Dsikominfotik Riau

Gubernur Corner (29 Januari 2022)

Gubernur Corner (15 Januari 2022)

Gubernur Corner (8 Januari 2022)

Gubernur Corner 25 Desember 2021

Gubernur Corner ( 06 November 2021 )

Gubernur Corner ( 30 Oktober 2021)

Gubernur Corner

KONFERENSI PERS - INFORMASI DAN UPDATE PENANGANAN COVID-19 DI PROVINSI RIAU

Gubernur Corner ( 09 Oktober 2021 )