Pekanbaru - Pasti tidak banyak orang Riau yang jadi jenderal. Bisa dihitung jari. Salah satunya adalah Brigjend TNI (Purn) H. Edy Afrizal Natar Nasution, SIP.
Edy pernah mengenyam pendidikan di Akademi Militer (Akmil) dan lulus pada 1984.
Karirnya di militer mencapai puncak ketika pria kelahiran Bengkalis, 29 Mei 1961 itu menjabat sebagai Danrem 031/Wirabima.
Lalu pada 2018, Edy mencoba peruntungan di dunia politik. Ia maju sebagai calon Wakil Gubernur Riau mendampingi Syamsuar sebagai calon Gubernur Riau pada kontestasi Pilgubri.
Pasangan yang mengusung tagline "Riau Lebih Baik" itu pun terpilih.
Menjelang akhir masa jabatan, tepatnya pada 03 November 2023, Syamsuar memilih mundur sebagai Gubernur Riau, karena mencalonkan diri sebagai legislatif atau DPR RI.
Sesuai aturan, Wakil Gubernur Riau Edy Natar per 4 November 2023 ditetapkan sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Riau.
Lebih kurang tiga pekan setelah itu, tepatnya 27 November 2023, Edy Natar resmi dilantik Presiden Jokowi sebagai Gubernur Riau definitif di Istana Negara, Jakarta.
Kini, Bumi Lancang Kuning dipimpin seorang jenderal purnawirawan yang juga dikenal luas sebagai pribadi yang religius.
Selama ini, Edy tidak hanya dikenal karena dirinya jenderal purnawirawan, satu dari sedikit anak jati Riau yang sampai di strata ini.
Tapi lebih dari itu, suami dari Hj. Suti Mulyati, S.Ked itu juga tersohor sebagai seorang pribadi yang taat beribadah. Figur yang religius.
Edy lah yang menggagas Gerakan Salat Subuh Berjamaah (GSSB) sejak ia menjabat sebagai Wakil Gubernur Riau.
GSSB sudah dilaksanakan ratusan kali di berbagai tempat.
Dalam keseharian, bahkan ketika bertugas di luar kota, Edy selalu mencari tempat menginap yang berdekatan dengan masjid.
Tujuannya pasti, bagaimana agar salat lima waktu bisa ditunaikan secara berjamaah di masjid. Apalagi salat subuh.
Baru-baru ini, Edy selaku Gubernur Riau juga sudah mengeluarkan surat imbauan kepada seluruh masyarakat Riau, agar meramaikan masjid dengan menunaikan salat lima waktu di masjid atau mushalla.
Pemikiran Edy untuk membangun Riau juga tak kalah cemerlang. Dalam berbagai kesempatan, Edy memaparkan pandangannya tentang bagaimana membangun Riau.
Edy melihat, bumi Riau sangat potensial untuk sektor pertanian. Menurut Edy, seharusnya kebutuhan akan bahan pokok seperti beras, bisa dipenuhi dari produksi Riau sendiri.
Sebab itu, pembangunan di bidang pertanian mestinya menjadi prioritas utama.
"Nomor satu yang harus dipikirkan itu adalah bagaimana agar perut rakyat bisa kenyang, tidak kelaparan," begitu kira-kira Edy menegaskan.
Tidak mungkin orang disuruh bekerja kalau perutnya lapar, kata Edy menguatkan.
Setelah kebutuhan perut terpenuhi, barulah bicara tentang kesehatan, tempat tinggal, pendidikan, infrastruktur, pariwisata, budaya dan sektor pembangunan lainnya.
Sektor-sektor inilah yang menurut Edy, seyogyanya menjadi prioritas dalam pembangunan di Negeri Melayu Lancang Kuning.
Kini, sekira 6,7 juta rakyat Riau menggantungkan harapan besar kepada Gubernur Riau Edy Natar Nasution, seorang jenderal purnawirawan yang tegas, disiplin juga religius.
Seorang figur yang paripurna, insya Allah membawa keberkahan bagi seluruh masyarakat Riau. Wallahu'alam.
Penulis: Erisman Yahya
(Mediacenter Riau/MC Riau)