Pekanbaru - Pusat Layanan Phisikologi dan Disabilitas Unilak (PPDU) Universitas Lancang Kuning Riau mengadakan focus group discussion navigating disabilitas education and career. Acara ini diikuti 25 peserta, digelar di aula VIP gedung Pustaka, pada Kamis (16/5), dibuka oleh Rektor Unilak Prof Dr Junaidi SS M Hum.
Tampak pada acara tersebut, Kepala PPDU Helena Viltri, dan sejumlah mitra strategis di antaranya jajaran PT Jasaraharja, PT Arara Abadi, PT RAPP, PT Bank Riau, BRI, Biro Kesra Pemprov Riau, Dinas Pendidikan Riau, dan BKD Provinsi Riau.
Rektor Unilak Prof Dr Junaidi dalam sambutannya memberikan apresiasai kepada mitra strategis yang telah hadir di FGD bertemakan dukungan bagi karir penyandang disabilitas.
Disebutkannya, bahwa sejak lima tahun lalu Unilak telah menerima mahasiswa dari penyandang disabilitas/berkebutuhan khusus, berbagai upaya, tindakan, program, dan kebijakan telah di lakukan untuk memperkuat tata kelola bagaimana mewujudkan menuju kampus ramah disabilitas.
"Kami telah menyedikan Prodi Pendidikan Khusus, membentuk lembaga Phisikologi dan disabilitas, prodi bisnis digital, membuat pusat studi disabilitas, melakukan penguatan literasi bagi dosen dan pegawai tentang disabilitas dan pelatihan bahasa isyarat. Ini dilakukan dalam rangka mendukung penyandang disabilitas," ujar tokoh Pendidikan Riau itu.
"Perlu diketahui bahwa regulasi telah mengamanatkan perusahaan swasta mengakomodir pekerja sebanyak 1 persen penyandang disabilitas, 2 persen di BUMN dan ASN juga menyedikan, terbaru Kapolri menerima penerimaan anggota polri dari penyandang disabilitas," imbuh Prof Junaidi.
Dijabarkan dia, bahwa prinsip Education For All menjadi dasar Unilak untuk membuka/menerima mahasiswa disabilitas/berkebutuhan khusus.
"Sebagaimana diketahui bahwa banyak kawan-kawan disabilitas ketika mereka mengenyam pendidikan di sekolah luar biasa ketika tamat mereka terputus jenjang pendidikanya, tidak bisa kuliah,'' ucapnya.
Diungkapkan Prof Junaidi, bahwa di Riau hampir tidak ada kampus yang memfasilitasi, di Sumatera itu hanya ada di Sumbar. "Jadi jauh sekali bagi kawan-kawan disabilitas di Riau. Padahal mereka juga berhak mengenyam pendidikan tinggi sebagaimana prinsip education for all dan telah diamanatkan oleh UUD dan FGD hari ini dirasa sangat penting," ucapnya.
(Mediacenter Riau/jep)