JAKARTA - Plt Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI) E Aminudin Aziz menyampaikan dari pengalaman singkat menyelaraskan tugas besar membangun literasi, ada dua kata kunci yang menjadi pedoman sehingga bisa bergerak bersama.
Kata kunci yang pertama adalah adanya pemahaman bersama tentang pentingnya literasi. Selanjutnya yang kedua, adanya kesiapan untuk melakukan kegiatan secara bersama-sama sehingga tidak ada lagi pandangan bahwa membangun literasi adalah pekerjaan bersama tapi tidak pernah dilakukan secara bersama-sama.
"Salah satu misi Perpustakaan Nasional adalah menyelenggarakan program peningkatan budaya membaca dan kemampuan literasi masyarakat," ucapnya, dalam acara puncak HUT ke 44 Perpustakaan Nasional RI disiarkan melayani YouTube Wakil Presiden RI, Jumat (17/5/24).
E Aminudin Aziz menerangkan, sejak tahun 2015 program peningkatan kemampuan literasi ini telah dicanangkan menjadi sebuah gerakan nasional guna menyongsong Indonesia Emas 2045.
Namun demikian terang dia, hasil pembangunan literasi ini masih sering dipertanyakan banyak pihak, mengingat masih ditemukan fakta yang menunjukkan tentang rendahnya tingkat kegemaran membaca para siswa dan masyarakat pada umumnya yang secara langsung berhubungan dengan tingkat literasi mereka.
Akan tetapi dia meyakini bahwa rendahnya tingkat kegemaran membaca dan kemampuan literasi siswa khususnya dan masyarakat pada umumnya disebabkan oleh masih kurang tersedianya buku-buku bacaan yang benar-benar sesuai dengan minat para calon pembaca.
"Sebab pada sisi yang lain ada data yang menunjukkan bahwa minat baca masyarakat kita sesungguhnya cukup tinggi," ungkapnya.
Oleh karena itu, Plt Kepala Perpusnas itu mengungkapkan salah satu ikhtiar Perpustakaan Nasional untuk menatap pembangunan budaya baca dan kemampuan literasi berdasarkan data masalah tadi adalah menyediakan buku-buku bacaan yang lebih sesuai dengan minat baca dan dapat memenuhi harapan para calon pembaca itu.
Ikhtiar yang dilakukan Perpusnas adalah menjalin koordinasi dengan berbagai pemangku kepentingan dalam penyediaan buku-buku bermutu.
Kemudian, penyelarasan kebijakan dan program yang dilakukan bersama dengan Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian Desa dan PDTT, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Kemendagri, dengan koordinasi dari Kemenko PMK.
"Buah dari kesepahaman untuk menyelaraskan kebijakan dan program pembangunan literasi ini dapat kita saksikan bersama pada siang hari ini (pencanangan gerakan literasi desa)," katanya lagi.
(Mediacenter Riau/ip)