JAKARTA - Pelaksana Tugas (Plt.) Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Tomsi Tohir menyampaikan rasa syukur dan apresiasi atas peran semua pihak dalam upaya mengendalikan inflasi di Indonesia.
Tomsi Tohir menerangkan, berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), angka inflasi Indonesia mengalami penurunan menjadi 2,51 persen dari 2,84 persen tahun ke tahun (YoY).
Dia mengatakan, inflasi tahun ke tahun ini kalau dilihat dari angka 2,51 persen termasuk angka yang sangat baik capaiannya. Walaupun angka inflasi Indonesia pernah mencapai angka 2,28 persen pada bulan September 2023 lalu.
Oleh karena itu, ia berharap agar semua pihak yang terlibat dalam Tim Pengendalian Inflasi Daerah dapat terus berupaya untuk mengendalikan angka inflasi di masing-masing daerah.
"Namun demikian patut kita syukuri atas keberasamaan semua, atas kerja kerasnya semua angka ini dapat kita capai," ujarnya, saat memimpin rakor pengendalian inflasi mingguan, disiarkan melalui YouTube Kemendagri, Selasa (2/7/24).
Selanjutnya, Plh Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS M. Habibullah menambahkan, Inflasi bulan ke bulan Juni 2024-Mei 2024 turun sebesar 0,08 persen.
Sedangkan inflasi tahun ke tahun berada pada angka 2,51 persen, serta inflasi tahun kalender Juni 2024 dari Desember 2023 sebesar 1,07 persen.
Oleh karena itu terangnya, inflasi tahunan Juni 2024 lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya dan bulan yang sama di tahun 2023.
"Terjadi deflasi di Juni 2024 yang lebih dalam dibandingkan Mei 2024 dan merupakan deflasi kedua pada 2024. Inflasi tahunan Juni 2024 lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya dan bulan yang sama di tahun 2023," katanya.
Plh Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS ini mengungkapkan, kelompok penyumbang utama andil deflasi Juni 2024 adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan tingkat deflasi yang lebih dalam dibandingkan Mei 2024.
Kemudian, beberapa komoditas utama penyumbang andil deflasi Juni 2024 adalah komoditas bawang merah, tomat, daging ayam ras dan telur ayam ras, dengan masing-masing andil deflasi yaitu 0,09 persen, 0,07persen, 0,05 persen dan 0,02 persen.
"Inflasi Juni 2024 menurut wilayah bulan ke bulan 12 provinsi mengalami inflasi, dan 26 provinsi mengalami deflasi. Secara umum selama Januari hingga Juni 2024 komoditas dari kelompok harga bergejolak memiliki frekuensi yang lebih sering sebagai Komoditas utama penyumbang inflasi," ujarnya.
"Komoditas emas perhiasan dan sigaret kretek masih menjadi Komoditas utama penyumbang inflasi dalam 6 bulan berturut-turut Januari hingga Juni 2024," tutupnya.
(Mediacenter Riau/ip)