PEKANBARU - Festival pangan lokal/lomba cipta menu Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman (B2SA) berbasis sumber daya lokal tingkat Provinsi Riau resmi digelar. Kegiatan ini diselenggarakan di Gedung Wanita Provinsi Riau, Jalan Diponegoro, Pekanbaru, pada Kamis (12/9).
Festival ini diikuti oleh 9 Kabupaten/Kota se Provinsi Riau dengan menampilkan beragam olahan pangan lokal. Adapun tema yang diambil dalam kegiatan tersebut yakni Edukasi Pangan Lokal "Kenyang Tidak Harus Nasi, Sehat Bahagia dengan Pangan Lokal".
Daftar menu yang disajikan oleh kabupaten kota pada festival pangan lokal BS2A ini sangat beragam, beberapa di antaranya yaitu untuk Kabupaten Bengkalis ada menu Andalan Biang Gembira terdiri dari bija mie (ubi jalar mie), parang comel, krim sup kundur, tempe hitam manis dan buah semangka.
Untuk Kabupaten Kepulauan Meranti ditampilkan dengan menu sagu combo Petualang yang berisikan sagu maritim yang dibuat dari parutan sagu dan ubi yang dikukus. Sebagai lauk, ada krispi yami (ayam ikam), dan setup bunga yang berisi sayuran. Sedangkan untuk hidangan cuci mulut, ada bola-bola coklat dari tahu dan tempe, serta ada juga sate buah.
Sedangkan untuk, Kota Dumai ada menu Sultan Kale, Tanjak Sultan Kale yang berisikan Bengkoang dan daging yang berbentuk tanjak, tahu guling kacang merah, udang tudu saus berenda dan sayur kale lao.
Dalam sambutannya, Pj Gubri Rahman Hadi diwakili Kadis Holtikultura Provinsi Riau Syahfalefi mengatakan, pemenuhan pangan sangat penting sebagai komponen dasar untuk mewujudkan SDM yang berkualitas.
"Berbagai kajian ilmiah menunjukkan bahwa untuk dapat hidup sehat dan produktif, manusia memerlukan sekitar 45 jenis zat gizi. Jumlah tersebut, diperoleh dari makanan yang dikonsumsi dalam jumlah cukup tidak berlebihan dan juga tidak kekurangan," ujarnya.
Dia menjelaskan, bahwa dengan mengkonsumsi makanan sehari hari yang beraneka ragam, maka kekurangan gizi pada jenis makanan yang satu akan dilengkapi oleh keunggulan susunan zat gizi jenis makanan lainnya.
"Sehingga, diperoleh asupan gizi yang seimbang dengan cara meningkatkan ketersediaan aneka ragam pangan berbasis potensi sumber daya lokal. Hal ini untuk pemenuhan konsumsi pangan dalam jumlah dan mutu yang cukup beragam, merata, terjangkau serta sesuai dengan preferensi masyarakat," jelasnya.
Untuk diketahui, kegiatan festival ini juha merupakan satu tujuan percepatan penganekaragaman pangan berbasis potensi sumber daya lokal melalui Perpres Nomor 81 Tahun 2024, yang terus dilakukan untuk menghasilkan SDM yang berkualitas dan unggul.
"Konsumsi pangan berkualitas dapat diwujudkan apabila pola konsumsi makanan se hari-hari dilakukan secara tepat, mengandung zat gizi lengkap sesuai dengan kebutuhan tubuh. Kemudian dengan jumlah yang berimbang antarkelompok pangan berdasarkan cita rasa, daya cerna, daya terima masyarakat dan kemampuan daya beli masyarakat," sebutnya.
Untuk itu, kata Syahfalefi,upaya penganekaragaman pangan menjadi sangat penting dari sisi ketersediaan. Di mana upaya itu dapat dilakukan dengan menyediakan pilihan pangan yang lebih beragam.
"Pemilihan pangan beragam bisa melalui pengembangan sumber daya lokal sehingga dapat mengembangkan kekayaan alam yang bijak," tuturnya.
Syahfalefi ingin kegiatan festival pangan lokal dapat diaplikasikan secara permanen dan massal pada seluruh masyarakat Riau. "Kita juga berhadap Festival ini berdampak positif terhadap peningkatan jiwa kewirausahaan TP PKK, DWP, kelompok wanita tani," ujarnya
"Kemudian, adanya peningkatan kreativitas dan inovasi juga peningkatan nilai tambah produk pangan lokal di Riau. Lalu, akhirnya akan menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat," harapnya.
(Mediacenter Riau/nb)