KAMPAR - Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIK) UIN Suska Riau menggelar Akademi Digital Lansia (ADL) di Musholla Al-Hijrah, Desa Rimbo Panjang Kabupaten Kampar.
Dr Arwan, M Ag, Ketua Pelaksana kegiatan ini, menekankan pentingnya edukasi digital bagi para lansia.
“Lansia sering kali menjadi pilar dalam keluarga, tetapi mereka juga sering menjadi target penipuan dan penyebaran berita hoax. Ini menjadi tantangan yang harus diatasi. Kami berharap dengan adanya program ini, para lansia bisa lebih bijak dalam menggunakan teknologi dan tidak mudah terjebak hoax,” ujarnya.
Dalam pelatihan ini, peserta dibagi menjadi sepuluh kelompok dan didampingi oleh sepuluh fasilitator yang bertugas memberikan materi secara bertahap dan interaktif.
Program ini merupakan inisiatif dari Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo), yang aktif memerangi penyebaran berita hoax di Indonesia. Para fasilitator tidak hanya memberikan edukasi tentang literasi digital dan bahaya hoax, tetapi juga membahas tema penting lainnya, seperti Pilkada serentak yang akan digelar pada 27 November mendatang.
Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran para lansia akan pentingnya memilih dengan bijak dan berdasarkan informasi yang valid.
“Ini bukan sekadar pelatihan, tetapi langkah nyata untuk melindungi para lansia dari dampak negatif dunia digital. Mereka memiliki peran penting dalam keluarga, dan kita harus membekali mereka dengan pengetahuan yang cukup untuk menghadapi era digital ini,” tambah Dr. Arwan.
Ke depan, kegiatan Akademi Digital Lansia ini akan terus dilaksanakan secara berkelanjutan di berbagai wilayah, guna meningkatkan pemahaman masyarakat, khususnya para lansia, tentang pentingnya literasi digital dan cara menangkal hoax.
Dengan edukasi yang berkelanjutan, diharapkan masyarakat dapat semakin cerdas dalam menyaring informasi, serta terhindar dari ancaman penipuan yang semakin marak di era digital ini.
Winarsih, seorang lansia berusia 65 tahun, tampak antusias mendengarkan materi tentang literasi digital dengan
Sesekali, ia mengangguk penuh perhatian, dan ketika diberi kesempatan berbagi pengalaman, ia menceritakan kejadian yang hampir membuatnya menjadi korban penipuan.
Beberapa minggu lalu, Winarsih menerima telepon dari seseorang yang mengaku bahwa anaknya mengalami kecelakaan. Namun, alih-alih panik, ia memilih untuk tenang dan memastikan kebenaran informasi tersebut.
"Untung saya nggak langsung percaya, saya cek dulu sama keluarga," ujarnya dengan senyum lega.
Winarsih adalah satu dari 101 lansia yang menjadi peserta dalam kegiatan Tular Nalar, sebuah program yang bertujuan meningkatkan literasi digital di kalangan masyarakat, khususnya lansia.
Peserta kegiatan adalah lansia dari Majelis Taklim Ukhuwah Islamiyah, sebuah kelompok yang aktif dalam kegiatan sosial keagamaan.
Winarsih dan para peserta lainnya tampak bersemangat mengikuti setiap sesi. Mereka pulang tidak hanya dengan ilmu baru, tetapi juga dengan rasa percaya diri yang lebih besar dalam menghadapi tantangan dunia digital.
“Sekarang saya lebih paham, jadi kalau ada yang mencurigakan, saya tahu harus bagaimana,” tutup Winarsih dengan senyum puas.
(Mediacenter Riau/sa)