JAKARTA - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian kembali memimpin rapat koordinasi pengendalian inflasi tahun 2024 yang diselenggarakan rutin setiap minggunya, diikuti oleh pemerintah kabupaten/kota se Indonesia, disiarkan melalui YouTube Kemendagri RI, Selasa (3/12/24).
Dalam arahannya, Mendagri menyampaikan terkait tren tingkat inflasi di Indonesia dan perkembangan inflasi nasional per November 2024.
Kemudian, dia menjelaskan angka inflasi tahun ke tahun dari November 2024 terhadap November 2023 turun diangka 1,55 persen.
Untuk itu, Tito Karnavian meminta agar semua pihak terus menjaga inflasi berada pada angka terkendali.
"Angka inflasi ini setau saya angka inflasi terendah semenjak Indonesia merdeka. Ini mendapat apresiasi dari Presiden langsung dalam rapat paripurna, tapi memang terjadi kenaikan dari bulan ke bulan Oktober ke November 0,30 persen, tapi masih dalam posisi terkendali," ujar dia.
Tito Karnavian melanjutkan, diketahui bahwa rentang target inflasi nasional adalah antara 1,5 persen sampai 3,5 persen.
Terang dia, jika angka inflasi bisa dikelola dalam rentang angka tersebut, maka akan bisa menjaga keseimbangan antara produsen, petani, nelayan dan masyarakat alias konsumen.
Jelas Mendagri ini, angka inflasi tidak boleh dibawah dari 1,5 persen, kalau dibawah 1,5 persen masyarakat atau konsumen akan senang karena harga terjangkau, tapi para produsen, petani, nelayan, harga turun mereka akan kesulitan menutup operasional cost juga akan sulit.
"Sebaliknya juga tidak boleh diangka 3,5 persen, karena menyenangkan produsen, petani, pabrik, nelayan, tapi menyulitkan masyarakat, konsumen, terutama masyarakat yang miskin, rentan miskin, mereka yang mendapatkan upah harian, naik beras seribu dua ribu itu problem bagi mereka," ucapnya.
Mendagri melanjutkan, per November 2024 ini daya beli masyarakat cukup baik, hal tersebut dilihat dari inflasi berdasarkan kelompok pengeluaran.
Di mana perawatan pribadi dan jasa lainnya andil inflasi sebesar 0,65 persen, artinya terjadi kenaikan 0,04 persen dari bulan lalu, masyarakat punya uang untuk merawat diri, ke salon dan lain-lain.
Kemudian begitu pula dengan poin penyediaan makanan dan minuman/restoran memberikan andil inflasi 0,02 persen m to m. Artinya masyarakat punya uang untuk makan di restoran.
"Good news, tapi sedikit yang perlu kita hati-hati adalah yang berbeda dari bulan lalu. Yang berbeda adalah makanan dan minuman serta tembakau itu minus 0,59 persen. Artinya harga pangan semua turun, kali ini harga pangan naik 0,78 persen, dalah satu analisis kita kemungkinan ada Pilkada kemarin, biasa borong sembako," ungkap dia.
Oleh karena itu berdasarkan perkembangan inflasi di atas, Mendagri mengingatkan menjelang akhir tahun dan tahun baru harga pangan pasti akan mengalami kenaikan.
Untuk itu, dia berharap semua pihak tetap waspada dan terus memantau perkembangan inflasi di wilayahnya masing-masing.
"Tolong pantau juga stok pangan kita di lapangan," tutup dia.
(Mediacenter Riau/ip)