Ahad, 18 Muharram 1447 H | 13 Juli 2025
Mendagri Soroti Pentingnya Ketahanan Pangan untuk Kendalikan Inflasi

PEKANBARU - Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian menekankan pentingnya ketahanan pangan sebagai faktor utama dalam menjaga stabilitas inflasi nasional. Hal ini disampaikannya dalam rapat koordinasi percepatan swasembada pangan menghadapi musim kemarau 2025 yang digelar secara virtual.

Menurut Tito, ketahanan pangan bukan hanya soal mencukupi kebutuhan dasar masyarakat, tetapi juga berperan penting dalam menjaga pertumbuhan ekonomi. Ia menjelaskan bahwa ketersediaan bahan pangan, terutama beras, sangat memengaruhi angka inflasi, mengingat posisinya sebagai komoditas yang tergolong barang bergejolak atau fluctuating goods yang sangat bergantung pada mekanisme pasar.

Dilaporkannya, berdasarkan data Dari Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi Indonesia tercatat cukup terkendali yaitu diangka 1,60 persen secara year on year. Hal ini dinilai tidak lepas dari kecukupan pasokan pangan dalam negeri. 

“Bisa kita lihat bahwa ketahanan pangan sangat berpengaruh langsung kepada inflasi dan pertumbuhan ekonomi,” katanya. Selasa, (3/6/2025). 

Namun begitu, menimbang semakin dekatnya puncak musim kemarau yang diperkirakan akan dimulai pada bulan Juli memdatang, dan berpotensi mengganggu produksi pertanian, khususnya padi. Tito mengingatkan pentingnya menjaga agar produksi beras tetap berjalan meski dalam kondisi yang menantang tersebut. 

“Kita menginginkan agar produksi beras tetap berjalan, meskipun terjadi kemarau di beberapa daerah. Tapi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sendiri mengatakan bahwa kemarau kali ini adalah kemarau basah, tidak seperti kemarau kering yang dulu pernah kita alami,” jelas Tito. 

Untuk itu, pemerintah mendorong agar produksi beras tetap berjalan dan tidak mengalami penurunan drastis selama periode kemarau. Harapannya, stok beras nasional tetap mencukupi bahkan dapat meningkat. Dengan demikian, Indonesia memiliki peluang untuk mengekspor beras dan ikut memengaruhi harga pasar global.

“Jika terjadi penurunan produksipun harapannya tidak terlalu jauh. Sehingga stoknya pun cukup, bahkan bisa bertambah, dan mudah-mudahan kita bisa menjadi pengekspor,” harap Mendagri. 

Sebagai bagian dari upaya menjaga produktivitas lahan pertanian, Kementerian Pertanian tengah menjalankan program pengembangan sistem irigasi padi hemat air serta pompanisasi. Langkah ini diharapkan dapat membantu petani mempertahankan hasil panen meskipun dalam kondisi kekeringan.

Mendagri juga menekankan pentingnya kerja sama lintas daerah. Seluruh provinsi di Indonesia diimbau untuk bergerak bersama, khususnya daerah yang memiliki potensi mengalami kekeringan. Peran aktif para pemangku kepentingan, mulai dari Gubernur, Bupati/Walikota, Sekretaris Daerah, maupun dinas-dinas terkait, menjadi kunci dalam memastikan sawah-sawah tetap produktif dan target swasembada pangan nasional bisa tercapai.

“Ini harus dijalankan beramai-ramai, semua daerah harus bergerak bersama. Terutama daerah-daerah yang berpotensi mengalami kekeringan, agar sawah-sawahnya tetap berproduksi. Kepala Daerahnya harus peduli,” tutup Tito Karnavian.

(Mediacenter Riau/wjh)

Info Lainnya

info riau sepekan 1

Info Riau

Berita & Info Lainnya

Podcast Dsikominfotik Riau

Gubernur Corner (29 Januari 2022)

Gubernur Corner (15 Januari 2022)

Gubernur Corner (8 Januari 2022)

Gubernur Corner 25 Desember 2021

Gubernur Corner ( 06 November 2021 )

Gubernur Corner ( 30 Oktober 2021)

Gubernur Corner

KONFERENSI PERS - INFORMASI DAN UPDATE PENANGANAN COVID-19 DI PROVINSI RIAU

Gubernur Corner ( 09 Oktober 2021 )

Inflasi Provinsi Riau Juni 2025 Tercatat 0,98 Persen

Selasa, 01 Juli 2025 | 18:36:29 WIB