PEKANBARU - Program Bunda Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Provinsi Riau semakin diperkuat dengan terjalinnya kerja sama lintas sektor. Hal ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) antara Bunda PAUD Provinsi Riau, Henny Sasmita Wahid dengan enam perguruan tinggi, sejumlah organisasi mitra, serta lembaga kesehatan dan pendidikan.
Enam perguruan tinggi yang terlibat meliputi Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Kifayah Riau, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Datuk Laksamana Bengkalis, Institut Agama Islam Diniyah Pekanbaru, Fakultas Tarbiyah dan Kependidikan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN Suska) Riau, Fakultas Keguruan dan Vokasi Universitas Lancang Kuning, serta Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Kampar.
Selain kampus, dukungan juga datang dari berbagai organisasi mitra, seperti DPD Perkumpulan Penyelenggaraan PAUD Provinsi Riau, Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (HIMPAUDI) Riau, Ikatan Guru Raudhatul Athfal, Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak, hingga Ikatan Guru Aisyiyah Bustanul Athfal. Sejumlah rumah sakit daerah maupun swasta serta lembaga lain pun turut berpartisipasi dalam MoU tersebut.
"Hari ini kita berkumpul untuk menguatkan komitmen, memperkokoh semangat, dan meneguhkan peran bersama, dalam mendukung peran gerakan PAUD berkualitas di Bumi Lancang Kuning," katanya. Jum'at, (26/9/2025).
Selain itu, dilakukan pula penandatanganan komitmen bersama terkait implementasi wajib belajar 13 tahun dan PAUD holistik integratif. Komitmen ini ditegaskan oleh Bunda PAUD Kabupaten/Kota se-Provinsi Riau, kepala organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau, organisasi mitra, serta dinas pendidikan dari 12 Kabupaten/Kota.
Henny Sasmita menekankan bahwa tahun 2025 menjadi periode penting dalam transformasi layanan PAUD. Pemerintah saat ini tengah mendorong model pendidikan holistik integratif yang menyatukan berbagai aspek layanan dasar, mulai dari pendidikan, kesehatan, gizi, hingga pengasuhan.
"Program tersebut juga diarahkan pada penguatan PAUD berkualitas, dengan menekankan pembelajaran yang menyenangkan, transisi mulus dari PAUD ke sekolah dasar, serta penguatan literasi, numerasi, karakter, dan pola hidup sehat melalui gizi seimbang," terangnya.
Dengan langkah-langkah tersebut, Henny Sasmita berharap PAUD di Provinsi Riau benar-benar menjadi pondasi bagi lahirnya generasi emas Indonesia di tahun 2045 mendatang.
Henny menilai keberhasilan program ini tidak bisa dicapai jika hanya berjalan sendiri. Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, serta Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (P3AP2KB), bersama perangkat daerah lainnya, harus terlibat aktif dalam setiap kebijakan pembangunan yang berkaitan dengan layanan PAUD.
"Saya mengimbau kepada dinas-dinas terkait agar benar-benar mendukung langkah-langkah ini. Jangan biarkan Bunda PAUD berjalan sendirian. Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Dinas P3AP2KB, dan perangkat daerah lainnya, harus bersama-sama mengawal agar program PAUD terintegrasi dalam setiap kebijakan pembangunan daerah," tegas Henny.
Selain itu, Bunda PAUD Provinsi Riau juga menyampaikan apresiasi kepada perguruan tinggi yang bersedia menjalin kerja sama. Menurutnya, dukungan akademisi dan praktisi pendidikan akan memberi dampak besar dalam penguatan layanan PAUD di Riau.
"Kolaborasi ini sangat berarti bagi upaya kita bersama, untuk mencerdaskan generasi emas sejak dini," tutupnya.
(Mediacenter Riau/wjh)